Luhut Sebut Pihak yang Anjurkan Tidak Vaksin Bertanggung Jawab Atas Kematian Akibat Covid-19
Update corona | 7 Februari 2022, 15:00 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, meminta pihak yang menganjurkan tidak vaksin bertanggung jawab atas kematian akibat Covid-19.
Dalam Keterangan Pers Ratas Evaluasi PPKM, Senin, (7/2/2022), yang ditayangkan di saluran YouTube Sekretariat Presiden, Luhut menjelaskan, 69 persen kematian akibat Covid-19 sejak varian Omicron menyerang terjadi pada orang yang belum divaksinasi.
Menurutnya, berdasarkan data yang ada, terkait perawatan rumah sakit, 65 persen pasien yang dirawat saat ini memiliki gejala ringan dan tanpa gejala.
Dia meminta pasien dengan gejala ringan dan orang tanpa gejala (OTG) untuk tidak dirawat di rumah sakit, tetapi cukup dengan perwatan di isolasi terpadu (isoter).
Dia juga meminta agar data yang disampaikannya diperhatikan dengan baik, terutama oleh orang-orang yang tidak mau vaksin.
“Dari 356 pasien meninggal sejak Omicron berjalan, 42 persen memiliki komorbid, 44 persen lansia, dan 69 persen belum divaksinasi lengkap.”
Baca Juga: PPKM DKI Jakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Bandung Raya Meningkat Level 3
“Saya mohon orang-orang yang menganjurkan untuk tidak vaksinasi, Anda itu bertanggung jawab di komunitasmu kalau ada orang meninggal karena tidak divaksin,” tegasnya.
Dia mengulang pernyataannya, bahwa pemerintah berbicara menggunakan data yang ada, dan data itu menunjukkan 69 persen pasien meninggal adalah orang yang belum menerima vaksinasi.
“Kita bicara pakai data, jadi data ini menunjukkan 69 persen yang belum divaksin itu meninggal di angka yang terakhir ini. Mayoritas dari pasien dirawat berat, kritis, dan meninggal dunia adalah lansia.”
“Jadi kami mohon yang lansia kalau belum vaksin, cepat-cepat vaksin. Jangan dengarkan masukan-masukan tak jelas itu. Kita bicara data, dan keselamatan Anda dan keluarga sekeliling.”
Dalam kesempatan itu, Luhut juga menyebut bahwa kebijakan PPKM yang diambil oleh pemerintah tetap mengikuti level assesmen PPKM yang telah disesuaikan seperti minggu lalu, memberi bobot leih besar terhadap rawat inap rumah sakit.
“Berdasarkan data yang kami kumpulkan dari berbagai sumber, dijelaskan bahwa varian Omicron ini menyebabkan penularan yang jauh lebih cepat,” ucapnya.
Bahkan di beberapa negara seperti Amerika Serikat, Israel, Prancis dan Jepang, angka kematian terkonfirmasi Covid-19 uga sudah mulai melewati puncak Delta.
Namun pola yang berbeda juga terjadi di negara lain seperti India dan Afrika Selatan.
Oleh karena itu pemerintah terus melakukan pembaruan data, meminta masukan dari berbagai ahli dalam bidangnya, dan menganaisis perkembangan yang terjadi.
Baca Juga: Cegah Penyebaran Omicron, Waktu Rapat di DPR Dibatasi Hanya 150 Menit
“Sehingga proses pengambilan keputusan itu benar-benar kita lakukan secara holistik.”
“Tren kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia meniingkat sangat pesat, namun secara umum kematian secara keseluruhan relatif masih jauh lebih kecil dibandingkan dengan Delta,” jelasnya.
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV