Terungkap! Bukan Keluarga, Kabar Meninggalnya Soeharto Pertama Kali Datang dari Seorang Kapolsek
Peristiwa | 29 Januari 2022, 11:35 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Siapa yang kira, kabar meninggalnya Presiden kedua RI Soeharto pada 27 Januari 2008 ternyata pertama kali datang bukan dari keluarga, dokter, bukan pula dari petinggi negara.
Kabar duka Soeharto justru pertama kali disiarkan oleh Kapolsek Kebayoran Baru yang saat itu dipegang Kompol Dicky Sondani.
Sebagai Kapolsek Kebayoran Baru, ketika itu Dicky menjadi penanggung jawab keamanan di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), tempat Pak Harto dirawat.
Mengetahui kabar meninggalnya Soeharto, Dicky keluar dari rumah sakit lagi untuk mempersiapkan personel pengamanan tambahan.
Dia juga berkoordinasi dengan TNI yang turut mengirimkan pasukan.
Saat itu, dia adalah perwira polisi tertinggi yang ada di RSPP.
Namun, gerak-gerik Dicky terpantau puluhan awak media yang menunggu di rumah sakit. Dicky pun merasa para wartawan curiga melihat dirinya yang sibuk berkoordinasi melalui handy talkie untuk menambah personel.
"Mungkin ada sekitar 100 wartawan tiba-tiba mengerubuti saya, bertanya, ada apa, Pak? Kok ada personel tambahan segala," kata Dicky dilansir dari pemberitaan Kompas.com, Selasa (26/1/2016).
Dicky pun mengaku tak bisa berbohong.
Di situlah dia menyampaikan bahwa Pak Harto telah tiada.
"Ya, saya jujur saja. Saya bilang, Pak Harto meninggal dunia pukul 13.10 WIB. Saya tidak bisa membohongi publik saat itu. Karena memang saya tahu dari dokternya langsung," tuturnya.
Dicky merasa semua terjadi begitu cepat.
Kabar duka mantan presiden yang telah berkuasa selama 32 tahun itu bukan datang dari keluarga atau petinggi negeri, melainkan dari mulut seorang Kapolsek Kebayoran Baru berpangkat kompol.
Baca Juga: Sore Ini, Peringatan Seabad Kelahiran Presiden Soeharto digelar di TMII
Dicky Sondani dan Detik-detik Wafatnya Soeharto
Sabtu, 26 Januari 2008 malam, sehari sebelum Soeharto meninggal, Dicky pulang ke kantornya di Mapolsek Kebayoran Baru.
Ia hendak beristirahat setelah seharian berada di RSPP yang hanya berjarak satu kilometer.
Saat itu, Dicky merasa sedikit lelah lantaran dua pekan lamanya tidak pulang ke rumah.
Ia harus siaga di RSPP dan tetap mengawasi wilayah hukumnya.
Namun, malam minggu itu, Dicky bisa sedikit bernapas lega. Sebab, ia baru bertemu dengan dokter Pak Harto yang menyatakan kondisi Presiden kedua RI itu membaik.
"Dia bilang kondisi Pak Harto meningkat dan semakin baik. Bahkan, dia memperkirakan hari Selasa itu sudah bisa duduk bagus," tutur Dicky.
"Dokternya bercanda sama saya, besoknya kan hari Minggu, kalau begitu kita bisa istirahat, bisa kumpul-kumpul bersama keluarga, ya bisa memaksimalkan hari Minggu-lah," lanjut dia.
Walau dokter berkata demikian, Dicky memutuskan untuk tetap tidak pulang ke rumah dan memilih tidur di kantornya.
Penulis : Hedi Basri Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas.com