> >

Fenomena Warga Kampung Miliarder Tuban Jatuh Miskin, Begini Solusi Pakar Pembangunan UGM

Sosial | 26 Januari 2022, 19:08 WIB
Para Sales dari berbagai macam perusahaan ramai-ramai mendatangi kampung miliarder Tuban di Desa Sumurgeneng, Minggu (21/2/2021). (Sumber: Surya/Mochamad Sudarsono)

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Fenomena warga kampung miliarder Tuban yang  mendadak jatuh miskin mendapat respons dari Pakar Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan Fisipol Universitas Gadjah Mada (UGM) Hempri Suyatna. Ia menilai, fenomena kampung miliarder menunjukkan culture shock atau gegar budaya.

“Masyarakat tidak siap menghadapi proses perubahan yang terjadi dan sayangnya tidak ada pendampingan dari pemerintah atau perusahaan di dalam mengelola uang ganti rugi tersebut,” ujarnya dalam siaran pers, Rabu (26/1/2022).

Menurut Hempri, budaya konsumtif dan budaya instan yang ada di masyarakat seringkali menyebabkan masyarakat tidak berpikir untuk jangka panjang.

Baca Juga: Nasib Warga Kampung Miliarder Tuban, Dulu Beli-beli Kini Jual Sapi

Fenomena miliarder yang jatuh miskin ini bagi Hempri tidak hanya akan terjadi di Tuban. Kejadian ini bisa berulang di daerah-daerah lain yang mengalami ganti rugi akibat pembangunan.

“Selama ini, banyak kasus yang terjadi kompensasi ganti rugi lahan dianggap cukup selesai ketika masyarakat sudah menerima uang sebagai kompensasi tersebut,” ucapnya. 

Ia merekomendasikan agar pemerintah maupun perusahaan dapat memberikan pendampingan manajemen keuangan dan membentuk mental masyarakat untuk berpikir jangka panjang. Bahkan kompensasi-kompensasi yang muncul mungkin tidak sekadar uang, akan tetapi program-program alih profesi, serta pemberian pelatihan dan keterampilan masyarakat. 

Baca Juga: Warga Kampung Miliarder Tuban Tagih Janji ke Pertamina, Ini 5 Tuntutan yang Harus Dipenuhi

Ia berpendapat, fenomena kampung miliarder di Tuban yang membuat warganya mendadak jatuh miskin menjadi pelajaran untuk proyek-proyek pembangunan pemerintah selanjutnya.

“Jangan sampai terulang, kasus warga kampung miliarder Tuban tiba-tiba jatuh miskin,” tuturnya.

 

Penulis : Switzy Sabandar Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU