Bahlil: Proyek Hilirisasi Batubara Jadi Dimetil Eter Full Investasi Amerika Senilai Rp33 Triliun
Berita utama | 24 Januari 2022, 11:17 WIBSUMSEL, KOMPAS.TV- Menteri Investasi Bahlil Lahadia mengungkapkan perusahaan Amerika Serikat menanamkan investasi penuh dalam proyek hilirisasi batubara menjadi Dimetil Eter di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan.
Dalam keterangannya, Bahlil menuturkan Air Product & Chemicals Inc. bekerja sama dengan PT BA dan Pertamina membangun proyek hilirisasi batu bara menjadi Dimetil Eter.
“Realisasi investasi ini sebesar Rp33 triliun, waktunya seharusnya 36 bulan, tapi kami rapat dengan Air Products, kami minta 30 bulan dan investasi ini full dari Amerika, Pak, bukan dari Korea, bukan dari Jepang, bukan juga dari China,” ucap Bahlil Lahadalia saat Groundbreaking Proyek Hilirisasi Batu Bara menjadi Dimetil Eter, Kabupaten Muara Enim, Senin (24/1/2022).
“Jadi ini sekaligus penyampaian bahwa tidak benar kalau ada pemahaman negara ini hanya fokus investasi satu negara, ini buktinya kita membuat perimbangan, ini Amerika investasinya cukup gede Pak, ini investasi kedua setelah freeport yang terbesar untuk tahun ini,” tambah Bahlil.
Baca Juga: Kunjungi Sumsel, Presiden Groundbreaking Proyek Hilirisasi Batubara Hingga Serahkan BLT
Dalam keterangannya, Bahlil menuturkan proyek hilirisasi batubara menjadi dimetil eter di Kabupaten Muara Enim akan menghasilkan lapangan pekerjaan 12 ribu – 13 ribu dari konstruksi yang dilakukan oleh Air Products.
“Kemudian kurang lebih sekitar 11 ribu – 12 ribu dilakukan di hilir oleh Pertamina, ditambah lagi begitu produksi lapangan pekerjaan disiapkan yang tetap 3 ribu Pak, itu yang langsung Pak,” ucap Bahlil.
“Tapi kalau yang tidak langsung kontraktornya subkontraktor multiplier effect itu bisa 3 sampai 4 kali lipat dari yang ada,” tambahnya.
Selain itu, kata Bahlil, proyek hilirisasi batubara menjadi dimetil eter juga akan membukan lapangan pekerjaan yang hampir keseluruhannya orang Indonesia.
“Untuk meluncurkan program ini, bahwa ini Pak Presiden lapangan pekerjaannya semuanya dari Indonesia, jadi air produk sudah saya panggil, tenaga kerjanya saya bilang 95% itu dari Indonesia yang dari 5% itu hanya masa konstruksi masa produksinya itu akan dilibatkan PT BA dan PT Pertamina,” jelas Bahlil.
Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV