> >

Update Gempa Banten: 2.531 Rumah Rusak hingga Pandeglang Jadi Daerah Paling Terdampak

Peristiwa | 17 Januari 2022, 14:49 WIB
Salah satu rumah warga yang rusak akibat gempa M 6,6 di Pandeglang, Banten. (Sumber: Dok. BNPB)

SERANG, KOMPAS.TV — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten mendata sebanyak 2.531 unit rumah rusak akibat gempa M 6,6 yang terjadi di Kabupaten Pandeglang, Banten, Senin (17/1/2022). 

Selain itu, sebanyak 43 sekolah, 16 Puskesmas, 14 sarana ibadah, 3  kantor pemerintah, dan 3 tempat usaha juga mengalami kerusakan.

Kendati demikian, menurut Kepala BPBD Banten Nana Suryana hingga saat ini sudah tidak ada lagi warga yang mengungsi akibat gempa bumi.

"Hari ini sudah tidak ada lagi yang mengungsi. Semuanya sudah pulang," kata Nana seperti diwartakan Antara, Senin.

Sementara itu, ribuan bangunan yang rusak itu tersebar di sebanyak 225 desa/kelurahan di 55 kecamatan meliputi Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak, Kabupaten Serang, dan Kabupaten Tangerang terdampak gempa tersebut.

Nana mengatakan bahwa dari empat kabupaten tersebut, dampak terluas di Kabupaten Pandeglang yang mencapai 163 desa/ kelurahan di 30 kecamatan.

Baca Juga: BMKG: Patahan Megathrust Selat Sunda Bisa Picu Gempa M 8,7

Sebanyak 2.244 rumah mengalami kerusakan. Selian itu, 43 sekolah, 16 Puskesmas, 14 sarana ibadah, 3 kantor pemerintah, dan 3 tempat usaha mengalami kerusakan.

Sedangkan di Kabupaten Lebak, wilayah terdampak gempa tersebar di 55 desa/kelurahan pada 19 kecamatan. Sebanyak 274 rumah, 8 sekolah, 6 sarana ibadah, dan 1 kantor pemerintah mengalami kerusakan.

Di Kabupaten Serang, wilayah terdampak gempa di lima desa/kelurahan pada 4 kecamatan. Sebanyak 10 rumah mengalami kerusakan.

Lalu di Kabupaten Tangerang, wilayah terdampak gempa terjadi di dua desa/kelurahan di 2 Kecamatan. Sebanyak 3 rumah mengalami kerusakan.

Tambahan jumlah kerusakan itu berdasarkan hasil asesmen yang dilakukan oleh tim BPBD di daerah. Hingga saat ini BPBD Provinsi terus melakukan pendataan sesuai dengan instruksi Gubernur Banten
pasca-gempa.

Diberitakan sebelumnya, gempa bumi yang terjadi pada Jumat (14/1) merupakan gempa bumi dangkal akibat aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia menunjang ke bawah lempeng Benua Eurasia.

"Atau tepatnya ke bawah Pulau Jawa yang terus-menerus hingga Nusa Tenggara," ujarnya sebagaimana disampaikan saat konferensi pers dalam kanal YouTube Info BMKG, Jumat (14/1/2022).

Dwikorita menegaskan, berdasarkan permodelan tsunami, gempa Banten tersebut tidak menyebabkan potensi terjadinya tsunami.

Kendati demikian, lokasi gempa yang berada di kawasan Selat Sunda memang menjadi salah satu lokasi yang memiliki sejarah gempa dan tsunami sejak ratusan tahun yang lalu.

BMKG mencatat, ada 8 kejadian gempa dan atau tsunami yang pernah terjadi sebelumnya sejak 1851.

Baca Juga: Bangunan Rusak Akibat Gempa Banten, Lapas Rangkasbitung Pindahkan 50 Narapidana

 

Penulis : Nurul Fitriana Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV/Antara


TERBARU