> >

Puncak Omicron Diprediksi Februari, Virolog: Tidak Ada yang Bisa Dikerjakan Lagi untuk Menekan Laju

Update corona | 12 Januari 2022, 09:07 WIB
Ilustrasi Covid-19 varian omicron. Omicron terdeteksi di Indonesia. (Sumber: Shutterstock/angellodeco/Kompas.com)

Baca Juga: Perhatikan Lagi, Ini Perbedaan Gejala Omicron dengan Flu Biasa

Selain itu, berkaca dari negara lain bahwa varian omicron ini telah menjadi kasus yang mendominasi hingga 90 persen pasien Covid-19 di dunia.

“Delta itu hanya tinggal 10 persen,” tuturnya.

Kendati demikian, kata Mahardika, masyarakat tak perlu khawatir.

Sebab, jika melihat pola yang sudah terjadi pada pandemi sebelumnya, virus yang memiliki sifat penyebaran yang lebih cepat namun sudah tidak ganas menjadi salah satu tanda pandemi akan segera dapat dikendalikan.

“Saya berharap secara virologis, secara saintifik, bahwa ini pattern atau pola yang terjadi 100 tahun yang lalu. Dimana virus garas, itu dominasi virus garas diganti dengan virus yang kurang ganas,” jelas Mahardika.

“Jadi virus ini sudah cepat menyebar, sudah terbukti omicron memang cepat menyebar. Kemudian, tinggal yang kedua tinggal dibuktikan kalau memang virus ini kurang ganas,” sambungnya.

Baca Juga: Politikus Demokrat Soal Kenaikan Varian Omicron: Perketat Pintu Masuk, Jangan Ada Sogokan

Sembari menunggu data yang valid bahwa omicron benar-benar tidak ganas, masyarakat perlu memperhatikan protokol kesehatan yang lebih ketat untuk membantu mengendalikan pandemi Covid-19 ini.

Penulis : Fiqih Rahmawati Editor : Purwanto

Sumber : Kompas TV/Kompas.com


TERBARU