> >

Seberapa Akurat dan Pentingkah Indeks Masa Tubuh Seseorang? Ini Kata Pakar

Kesehatan | 9 Januari 2022, 09:21 WIB
Ilustrasi. Selama ini indeks massa tubuh (BMI) menjadi salah satu indikator kesehatan. Tetapi semakin banyak orang yang mulai mempertanyakan rasio ini. (Sumber: pixabay.com)

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV – Selama ini indeks massa tubuh (BMI) menjadi salah satu indikator kesehatan. Tetapi semakin banyak orang yang mulai mempertanyakan rasio berat terhadap tinggi badan ini.

Apakah BMI benar-benar akurat? Psikolog klinis sekaligus ahli berat baadan, Leslie Heinberg, PhD, Direktur Enterprise Weight Management Cleveland Clinic, menjelaskan hal itu.

BMI adalah rasio untuk mengukur berat dan tinggi badan.

“Orang yang lebih tinggi cenderung memiliki berat badan lebih, jadi Anda tidak dapat membandingkan berat badan tanpa mempertimbangkan tinggi badan,” kata Dr Heinberg, seperti dilansir Cleveland Clinic.

“BMI adalah berat badan Anda dalam kilogram dibagi dengan tinggi badan Anda dalam meter kuadrat.”

BMI dikembangkan oleh matematikawan Belgia bernama Lambert Adolphe Jacques Quetelet pada tahun 1832.

Dr Heinberg mengatakan para peneliti awalnya menggunakan BMI untuk menggambarkan sekelompok besar orang, bukan kesehatan individu.

“Tapi itu benar-benar berkembang sekitar pertengahan abad ke-20 dengan aktuaris,” katanya.

"Mereka ingin menggambarkan populasi untuk menentukan hal-hal seperti risiko dan asuransi jiwa."

Melihat BMI dari sekelompok besar orang mengungkapkan beberapa pola yang sulit untuk diabaikan.

Rentang BMI tertentu dikaitkan dengan risiko penyakit, kematian, dan hasil buruk lainnya yang lebih besar. Jadi, ada semacam garis batas, jika BMI di bawah garis, Anda sehat. Tetapi, jika di atasnya, Anda berisiko.

“Tapi itu sama dengan metrik apa pun dalam kedokteran,” jelas Dr. Heinberg.

Baca Juga: Tak Banyak Diketahui, Ini Beragam Manfaat Lumut Laut untuk Kesehatan

“Apakah ada sesuatu yang ajaib dengan hipertensi sehingga 120/80 adalah normal, dan 121/81 adalah tekanan darah tinggi? Tidak. Tapi ketika kita melihat ratusan ribu orang, ada perbedaan di garis itu.”

Bagaimana mengukur BMI Anda?

Untuk menghitung BMI, gunakan kalkulator BMI dewasa ini atau rumus berikut:

Berat dalam kilogram dibagi tinggi baadan dalam meter = BMI (misalnya: 70 kilogram dibagi  1,7 meter = 24,2)

Jika menemukan diri BMI di luar kisaran normal, Dr. Heinberg mengatakan ini adalah titik awal yang bagus untuk berbicara dengan dokter Anda.

“Orang tidak secara otomatis perlu mengurangi BMI mereka ke 'rentang normal' untuk melihat manfaat kesehatan.

Bahkan menurunkan BMI Anda satu atau dua poin dapat secara signifikan mengurangi risiko kondisi seperti diabetes dan penyakit kardiovaskular.”

Saat BMI Anda meningkat, risiko masalah kesehatan Anda juga meningkat. Misalnya, orang yang memiliki BMI dalam kisaran kelebihan berat badan, berisiko lebih tinggi terkena diabetes daripada orang dalam kisaran normal.

“Risiko itu mungkin dua kali lebih tinggi,” kata Dr Heinberg.

"Tetapi ketika Anda melihat orang-orang yang BMI-nya lebih dari 40, risikonya bisa meningkat hingga 20 kali lebih tinggi."

Namun, apakah BMI tinggi berarti Anda secara otomatis memiliki kesehatan yang buruk? Tidak. Tapi, itu dapat meningkatkan risiko kesehatan.

Misalnya, tidak semua orang yang memiliki BMI di atas 40 menderita diabetes. Tetapi lebih banyak orang dengan BMI di atas 40 menderita diabetes daripada orang yang kelebihan berat badan atau kisaran berat badan normal.

“BMI yang terlalu tinggi atau terlalu rendah bukanlah jaminan yang kuat bahwa Anda akan mengembangkan penyakit kronis,” catat Dr Heinberg.

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU