PP Muhammadiyah Larang Menganggap Boneka Arwah Layaknya Manusia, Bertentangan dengan Agama dan Sains
Agama | 7 Januari 2022, 07:19 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Dadang Kahmad menyatakan, baik secara sains dan ilmu agama, mustahil boneka yang disebut boneka arwah (spirit doll) bisa dimasuki roh. Apalagi jika sampai dianggap seperti manusia, serta diasuh seperti bayi sungguhan.
Pernyataan Dadang tersebut untuk merespons tren yang sedang terjadi di masyarakat, khususnya di kalangan pemengaruh (influencer) di Tanah Air.
"Soal arwah menurut ajaran Islam, keyakinan saya, itu sudah disimpan oleh Allah di alam barzah, jadi tidak bisa dipanggil-panggil atau tidak bisa dimintai pertolongan karena mereka sedang istirahat baik orang baik atau orang buruk," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.
Baca Juga: Hukum Mengasuh Boneka Arwah Bisa Jadi Haram, Makruh dan Mubah, Berikut Penjelasan Lengkapnya
Boneka arwah atau spirit doll adalah sebutan bagi boneka yang dianggap telah dimasuki arwah dari anak kecil yang telah meninggal.
Bagi pemilik spirit doll, boneka tersebut dirawat dengan sungguh-sungguh bagaikan merawat seorang bayi manusia.
Dadang menilai bahwa dalam ajaran Islam tidak memperbolehkan mengangkat boneka sebagai anak. Kecuali, boneka tersebut sekadar sebagai mainan semata.
"Mengangkat anak pada boneka juga tidak boleh. Kecuali boneka biasa untuk kesukaan atau hobi," kata dia.
Karena secara ilmu agama dan sains tidak masuk akal, Dadang berpesan agar segala sesuatu disandarkan kepada tauhid, yakni menyembah dan meminta kepada Allah SWT semata.
"Tidak boleh meminta kepada selain Allah dalam hal kekayaan atau apapun," katanya.
Baca Juga: Viral Fenomena Artis Adopsi Boneka Arwah, MUI: Tidak Boleh Memelihara Makhluk Halus
Seperti ditulis KOMPAS TV sebelumnya, Kementerian Agama (Kemenag) melalui Sekretaris Ditjen Bimas Islam M. Fuad Nasar juga telah membuka suara soal boneka arwah ini.
Ia menyatakan, kepercayaan terhadap boneka arwah bertentangan dengan nilai tauhid dan menurunkan nilai kemanusiaan dan kemuliaan manusia.
“Mempercayai adanya unsur kekuatan gaib pada benda bikinan manusia atau benda alam berarti menurunkan nilai kemuliaan manusia, karena bertentangan dengan nilai tauhid sebagai asas keimanan kepada Allah Yang Maha Esa,” kata Fuad Nasar di Jakarta, Rabu (5/1/2022), sebagaimana dikutip dari situs resmi Kemenag.
Penulis : Dedik Priyanto Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV