Ketua Satgas Covid-19 IDI Profesor Zubairi Djoerban: Eijkman adalah Sejarah, Sepatutnya Dihormati
Peristiwa | 2 Januari 2022, 14:41 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Mulai tanggal 1 Januari 2022, Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman dilebur ke dalam Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Dampak dari peleburan adalah adanya peralihan status para peneliti dan para pegawai lainnya.
“Dengan terintegrasinya Kemristek dan empat LPNK (Lembaga Pemerintah Nonkementerian) ke BRIN, status LBM Eijkman telah kami lembagakan menjadi unit kerja resmi yakni Pusat Riset Biologi Molekuler Eijkman di bawah Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Hayati,” kata Kepala BRIN Laksana Tri Handoko, Sabtu (1/1/2022).
Dengan status ini kata Handoko, para periset di LBM Eijkman dapat diangkat menjadi peneliti dengan mendapatkan segala hak finansialnya. Perlu dipahami bahwa LBM Eijkman selama ini bukan lembaga resmi pemerintah, dan berstatus unit proyek di Kemenristek.
“Kondisi inilah yang menyebabkan selama ini para PNS Periset di LBM Eijkman tidak dapat diangkat sebagai peneliti penuh, dan berstatus seperti tenaga administrasi,” ungkapnya.
Baca Juga: Eijkman Pamit, Per Januari 2022 Resmi Dilebur ke BRIN
Di sisi lain lanjut Handoko, ternyata LBM Eijkman banyak merekrut tenaga honorer yang tidak sesuai ketentuan yang berlaku. “Untuk itu BRIN telah memberikan beberapa opsi sesuai status masing-masing,” tegasnya. Opsi-opsi tersebut juga telah disampaikan melalui forum-forum resmi yang dihadiri periset Eijkman.
Namun,Kepala Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban menyatakan keprihatinan dan kecemasannya.
"Prihatin dan cemas melihat kondisi Eijkman dan orang di dalamnya saat ini. Eijkman adalah sejarah. Warisan ilmiah. Salah satu yang terbaik dengan banyak publikasi internasional. Sepatutnya dihormati. Manajemen baru harus mempertahankan cara kerja Eijkman yang sudah terbukti itu," katanya melalui cuitan twitter, Minggu (2/1/2022).
Profesor Beri, sapaanya, wajar prihatin dan cemas. Sebab, selama ini banyak hasil penelitian yang sudah dilakukan Eijkman. Salah satunya WASCOVE, yaitu tim yang dibentuk untuk menghadapi pandemi Covid-19 di Indonesia.
Selama pandemi, tim WASCOVE berperan dalam deteksi dan penelitian virus SARS-CoV-2, termasuk penelitian plasma konvalesen dan pengembangan Vaksin Merah Putih.
Baca Juga: BRIN Ingin Buat Bus Listrik dengan Anggaran Rp19 Miliar, Jadi Mobil Esemka 2.0?
Hingga 31 Desember 2021, Eijkman melaporkan telah mendistribusikan lebih dari 155.000 Viral Transport Medium (VTM) ke puluhan provinsi di Indonesia.
"Sampai tanggal 31 Desember 2021, WASCOVE telah mendistribuskan lebih dari 155.000 VTM (Viral Transport Medium) ke 33 Provinsi di Indonesia," tulis Eijkman dalam unggahannya.
Penulis : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV