> >

Menkes Sebar Tes PCR Baru untuk Percepat Deteksi Omicron di Indonesia

Kesehatan | 27 Desember 2021, 10:42 WIB
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan pihaknya akan melakukan pendistribusian teknologi tes Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) baru untuk mempercepat deteksi varian Omicron di Indonesia. (Sumber: Tangkapan Layar Kompas TV/Nurul)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan pihaknya akan melakukan pendistribusian teknologi tes Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) baru untuk mempercepat deteksi varian Omicron di Indonesia.

Menurut Budi, teknologi RT-PCR baru tersebut akan digunakan untuk pemeriksaan S Gene Target Failure (SGTF). Beda tes PCR biasa dengan tes PCR SGTF terletak pada kit reagen khusus yang dibutuhkan untuk SGTF.

Teknik SGTF adalah fokus pada area genome varian Omicron yang kehilangan atau delesi beberapa huruf genetik di gen S (spike). Sementara umumnya pemeriksaan hanya kepada gen N dan gen ORF.

Menurut dia, proses pemeriksaan menggunakan metode RT-PCR teknik SGTF bisa lebih cepat mendeteksi infeksi Omicron ketimbang proses pemeriksaan menggunakan metode pengurutan genom.

"Kita sudah sebarkan (alat pemeriksaan RT-PCR) di seluruh pintu masuk luar negeri utama," kata Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers virtual, Senin (27/12/2021).

Tak hanya itu, Kemenkes juga akan mendatangkan 15 alat pemeriksaan menggunakan metode pengurutan genom ke seluruh pulau, termasuk Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua.

Baca Juga: Diungkap Luhut: Ada Satu Orang yang Lolos dari Karantina, Pergi dengan Keluarga

"Agar tas genome sequencing ini menjadi lebih cepat, dan juga jaringannya menjadi lebih kuat tidak hanya di Jawa saja," ujarnya.

Budi menjelaskan, metode pemeriksaan SGTF lebih dipilih lantaran pemeriksaan Whole Genome Sequence (WGS) membutuhkan masa tunggu pemeriksaan yang relatif lebih lama.

Budi menjelaskan bahwa hasil pemeriksaan SGTF nantinya masih berstatus probable belum terkonfirmasi positif, sehingga harus divalidasi kembali menggunakan WGS. 

Namun demikian, setidaknya kasus probable Omicron tersebut telah dipantau dan dikarantina.

"Sehingga kita bisa lebih cepat mengidentifikasi Omicron menggunakan tes PCR yang hanya 4-6 jam, dibandingkan dengan tes genome sequence yang 3-5 hari," ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengumumkan kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia mencapai 46 kasus.

Dari 46 kasus yang ditemukan, hampir keseluruhan berasal dari pelaku perjalanan luar negeri.

Keterangan itu disampaikan Luhut Binsar Pandjaitan terkait penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia, Senin (27/12/2021).

“Hingga saat ini, per kemarin, kasus konfirmasi omicron Indonesia telah mencapai 46 kasus dan hampir seluruhnya adalah pelaku jalanan luar negeri dari berbagai negara, dan ada 1-2 yang di dalam negeri pekerjaan di Wisma Atlet yang tertular dari (pelaku perjalanan yang) datang dari luar negeri,” ucap Luhut.

Luhut menambahkan, hingga saat ini setidaknya tercatat sudah 115 negara yang warganya terdeteksi terkena Covid-19 varian Omicron.

Baca Juga: Waspada! Luhut: Orang Tanpa Gejala Ditemukan Banyak Sekali Dalam Omicron

Penulis : Nurul Fitriana Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU