Pandangan Tim AHWA Minta Rais Aam Terpilih Miftachul Akhyar Tidak Rangkap Jabatan
Politik | 24 Desember 2021, 07:03 WIB"Beliau (Miftachul Akhyar) berkata Sami'na Wa Atho'na," ujar Zainal.
Selain diminta untuk tidak rangkap jabatan, dalam rapat musyawarah AHWA juga memberi pandangan agar rais aam terpilih diharapkan menerima semua bakal calon ketua umum PBNU walaupun lebih dari satu nama.
Tentunya para bakal calon ketua PBNU ini harus memenuhi syarat yang tertuang dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga organisasi PBNU.
"Lalu ketika ditanya beliau kembali berkata Sami'na Wa Atho'na," ujar Zainal.
Baca Juga: Inilah 9 Ahwa Terpilih Muktamar NU ke-34 Lampung, Ulama Khos yang Memilih Rais Aam PBNU
Untuk diketahui, Miftachul Akhyar saat ini masih menjabat Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) periode 2020-2025.
Miftachul Akhyar sebelumnya rais aam atau pimpinan tertinggi PBNU masa bakti 2018-2020 menggantikan KH Ma'ruf Amin yang mengundurkan diri dari jabatan rais aam PBNU lantaran maju sebagai Cawapres mendampingi Capres Joko Widodo di Pilpres 2019.
Adapun proses pemilihan rais aam dilakukan oleh sembilan kiai sepuh NU anggota AHWA. Sembilan anggota tim AHWA itu terdiri dari KH Dimyati Rois, KH Ahmad Mustofa Bisri.
Kemudian KH Ma'ruf Amin, KH Anwar Manshur, TGH LM Turmuudzi Badaruddin. Kemudian, KH Miftachul Akhyar, KH Nurul Huda Djazuli, KH Ali Akbar Marbun, dan Prof H Zainal Abidin.
Baca Juga: Selawat Bikin Peserta Muktamar NU Adem Meski Sempat Memanas, Jauh dari Ricuh
Pemilihan rais aam dengan metode AHWA dimulai ketika Muktamar ke-33 NU di Jombang, Jawa Timur, 2015 lalu.
Penulis : Johannes Mangihot Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV