> >

Rekam Situasi Bandara dan Sebut Penumpang Terlantar, Seorang Perempuan Dihukum Satgas Covid-19

Update | 21 Desember 2021, 09:41 WIB
Penumpukan Penumpang. Perempuan yang merekam kondisi para penumpang dari luar negeri yang disebut terlantar di Bandara Soekarno Hatta, mendapat hukuman dari Satgas Udara Covid-19. (Sumber: Istimewa)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Perempuan yang merekam kondisi para penumpang dari luar negeri yang disebut terlantar di Bandara Soekarno Hatta, mendapat hukuman dari Satgas Udara Covid-19 Bandara Soekarno-Hatta.

Video berisi penumpang dari luar negeri yang sedang menunggu karantina kesehatan itu kemudian viral. Belakangan diketahui peristiwa dalam video terjadi pada Sabtu (18/12/2021).

Menurut Komandan Satgas Udara Covid-19 Bandara Soekarno-Hatta, Letkol Agus Listiono, perempuan itu mendapatkan hukuman karena tidak mau menjalani karantina kesehatan di hotel.

Dia menambahkan, perempuan tersebut adalah seorang wisatawan. Seharusnya dia menjalani karantina kesehatan yang berbayar di hotel.

Baca Juga: Kronologi Viral Antrean WNI di Bandara Soekarno-Hatta, Kata Dansatgas Covid Bandara

"Terus saya (berikan) punishment-nya terhadap dia yang memviralkan karena dia tidak mau (dikarantina di) hotel," ujar Agus kepada awak media, Senin (20/12/2021).

Bentuk hukuman yang diberikan pada perempuan tersebut adalah menempatkannya di antrean paling belakang saat proses pemindahan para penumpang pesawat ke lokasi karantina kesehatan.

Dengan hukuman tersebut, perempuan yang sejak Jumat (17/12/2021) sudah menunggu karantina kesehatan itu, baru berangkat ke lokasi karantina pada Sabtu siang atau sore.

Hukuman tersebut, kata Agus, bertujuan untuk membina, agar perempuan itu mengubah sifatnya.

"Maka saya taruh paling belakang. Nanti setelah ada penerbangan terakhir, baru dia tak bawa ke wisma. Itu punishment-nya, biar dia berubah," papar Agus.

Agus juga mengakui bahwa ada penumpukan penumpang pesawat dari luar negeri. Namun, penumpukan itu terjadi pada Sabtu lalu.

Penumpukan penumpang terjadi karena Wisma Atlet ditutup akibat adanya seorang petugas kebersihan yang terinfeksi virus corona varian Omicron.

Oleh karena itu, Satgas Udara Covid-19 Bandara Soekarno-Hatta harus mengirim para penumpang ke lokasi karantina lain.

Kemudian, pada Sabtu pekan lalu sekitar pukul 13.00 WIB, pihaknya mulai memberangkatkan para penumpang ke lokasi karantina kesehatan di Rusun Nagrak, Jakarta Utara.

Baca Juga: Satgas Penanganan Covid-19 Bahas Daftar Negara yang Dilarang Masuk Sementara ke Indonesia

"Jam 13.00 WIB itu kami kirim semuanya, bisa terurai sedikit demi sedikit sampai pada hari Minggu itu udah clear. Sekarang enggak ada penumpukan," kata Agus.

"Ya itu video itu ada pada hari Sabtu memang terjadi penumpukan karena ada ketersendatan yang ada di Wisma (Atlet)," ucapnya.

Untuk diketahui, sebelumnya, perempuan dalam video mengeluhkan proses menunggu karantina kesehatan yang cukup lama.

Menurutnya, dia sudah menunggu sejak Jumat sekitar pukul 18.00 WIB. Dia juga menyebut bahwa proses menunggu karantina kesehatan itu merupakan cara pemerintah menyiksa masyarakatnya.

"Masya Allah, udah dari habis Magrib sampai Subuh belum juga selesai, masih ngantre panjang. Tuh guys, ini bener-bener pemerintah penyiksaan nih terhadap rakyat," kata perempuan itu.

Dalam video itu, dia mengaku seorang turis. Sementara itu, kebanyakan penumpang pesawat yang sedang menunggu karantina adalah pekerja migran Indonesia (PMI).

"Ini TKI (tenaga kerja Indonesia/PMI) sebagian ya. Yang turis kayak kita-kita sebagian kecil," ujarnya.

 

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Purwanto

Sumber : Kompas.com


TERBARU