> >

Viral Jempol Kaki Diikat Karet Dipercaya Sembuhkan Anyang-anyangan, Dokter Buka Suara

Kesehatan | 20 Desember 2021, 20:03 WIB
Tangkapan layar menggunakan karet pada jempol kaki untuk mengobati anyang-anyangan. (Sumber: Kompas.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Unggahan cara mengobati anyang-anyangan atau nyeri ketika buang air kecil dengan mengikat kaki jempol dengan menggunakan karet viral di media sosial.

Pengunggah berharap dengan menali jari kaki menggunakan karet bisa mengobati anyang-anyangan yang tengah menimpanya. Namun pengunggah itu mengeluh cara tersebut tak berhasil.

"Infonya ri, bek e onok (misalnya ada) obat ta (atau) saran seng luweh (yang lebih) ampuh untuk mengobati anyang-anyangen ... Jempol tak kareti gak mempan (jempol saya beri karet tidak mempan)," keluhnya dalam unggahan di Facebook itu.

Menanggapi tindakan yang dilakukan pengunggah untuk mengobati anyang-anyanganan, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Ari Fahrial Syam mengatakan cara itu tidak dibenarkan atau salah.

Cara yang dilakukan pengunggah ternyata malah menyebabkan proses aliran darah terganggu.

"Salah, justru akan menyebabkan aliran darah ke ujung jari menjadi terganggu," jelasnya dikutip dari Kompas.com, Senin (20/12/2021).

Baca Juga: Jangan Sering Menahan Kencing, Universitas Indonesia Beberkan Bahayanya

Sementara Dokter Spesialis Penyakit Dalam Wismandari juga mengatakan pendapat yang serupa. Dia melanjutkan jika jempol diikat terlalu lama maka akan membuat ujung jari mati.

"Tidak betul, justru dengan mengikat jari dengan karet seperti itu bisa membuat ujung jarinya kekurangan aliran darah dan oksigen," ujarnya.

Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengobati anyang-anyangan. Wismandari mengatakan untuk mengatasinya bisa dengan minum air putih banyak-banyak atau pergi ke dokter dan mendapatkan antibiotik.

Penyebab anyang-anyangan

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH mengungkapkan salah satu penyebab anyang-anyangan atau sistitis adalah menunda kencing.

"Sistitis adalah infeksi yang terjadi pada kandung kemih," jelasnya dikutip dari Kompas.com, (19/12/2021).

Seseorang yang mengalami sistitis akan mengalami berbagai gejala seperti nyeri anyang-anyangan, urine berwarna merah, ketika buang air kecil terasa sakit dan panas, yang paling perlu diperhatikan adalah demam.

Baca Juga: 5 Manfaat Ciplukan untuk Kesehatan, Bisa Obati Kencing Manis

Jika penderita sistitis sampai mengalami demam, jelas Ari, kondisi itu sudah parah atau terjadi infeksi yang berlanjut.

"Penyakit ini jangan dianggap sebagai penyakit yang simpel. Jika tidak ditangani dengan baik, sistitis bisa berlanjut ke ginjal dan menjadi infeksi ginjal akut," lanjutnya.

Mencegah anyang-anyangan atau sistitis

Kondisi sistitis bisa dicegah jika seseorang mengusahakan kencing atau buang air kecil jika waktunya sudah dikeluarkan.

Ari mengimbau untuk membuang air kecil dulu sebelum dan sesudah berhubungan seksual. Langkah ini, jelas Ari, merupakan upaya terbaik agar terhindar dari kondisi ini. Sistitis juga bisa muncul pada pasangan yang jarang berhubungan seksual.

"Karena sistitis juga bisa muncul pada pasangan yang jarang berhubungan seksual. Satu hal lagi, sebaiknya tunda berhubungan seksual dulu sampai keluhan rasa nyeri hilang," kata Ari.

Upaya lain yang bisa dilakukan adalah mengonsumsi air putih harian secara cukup yakni 8-10 gelas sehari dan menjaga kebersihan alat kelamin.

Penulis : Danang Suryo Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU