> >

Muktamar NU Cerminan Akhlakul Karimah, Harus Jauh dari Kampanye Hitam dan Politik Uang

Agama | 18 Desember 2021, 09:51 WIB
Said Aqil (kiri), Rais Aam PBNU KH Miftachul Ahyar (tengah) dan Gus Yahya (kanan) tampak bergandengan tangan. Peneliti ungkap konsep muktamar NU yang akhlakul karimah, jauh dari kampanye hitam dan politik uang. (Sumber: Panitia Muktamar NU)

Konsep ini bisa jadi acuan dalam sebuah proses kandidasi pemilihan. Tidak hanya bagi warga Nahdliyin semata, kata Hanif, melainkan bisa jadi contoh bagi masyarakat luas.

“Ini penting menjadi bagian literasi bagi warga Nahdliyin, dan masyarakat luas lainnya,” tutupnya.

Muktamar NU sendiri dipercepat pelaksanaannya setelah mendengarkan rekomendasi dari BNPB. Semula digelar tanggal 23-25 Desember, acara itu dimajukan sehari jadi 22-23 Desember, dan ditutup tanggal 24 Desember pagi.

Forum tertinggi organisasi NU itu akan memilih ketua umum (Tanfidziyah) dan Rais Aam PBNU mendatang.

Pemilihan ketua Tanfidziyah menggunakan metode suara dari tiap cabang, wilayah dan cabang istimewa yang tersebar di pelbagai negara. Sedangkan untuk Rais Aam di level syuriah menggunakan sistem Ahwa, yakni dipilih oleh para ulama-ulama sepuh yang terpilih di NU.

Penulis : Dedik Priyanto Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU