> >

Ini Faktor yang Buat Kepulauan Selayar Rawan Guncangan Gempa

Peristiwa | 15 Desember 2021, 22:53 WIB
Warga di Kepulauan Selayar mengecek rumahnya yang rusak akibat gempa NTT, Selasa (14/12/2021) (Sumber: Dok. Istimewa)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Guncangan gempa magnitudo 7,5 di laut Flores berdampak pada Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan.

Sejumlah bangunan di Kepulauan yang teretak di ujung selatan Pulau Sulawesi dan berbatasan barat dengan Laut Flores dan Selat Makassar ini roboh akibat guncangan gempa.

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Andiani menjelaskan faktor yang membuat Kepulauan Selayar rawan guncangan gempa lantaran pulau tersebut tersusun oleh batuan sedimen berumur tersier.

Baca Juga: 3 Ribu Warga Selayar Mengungsi akibat Gempa, Pemkab Terbitkan Status Tanggap Darurat

Sebagian batuan sedimen berumur tersier tersebut mengalami pelapukan hal ini yang membuat Kepulauan Selayar rawan guncangan gempa.

"Endapan kuarter dari batuan berumur tersier yang telah mengalami pelapukan bersifat lepas dan lunak belum kompak atau unconsolidated dan memperkuat efek guncanan sehingga rawan guncangan gempa bumi," ujar Andiani saat jumpa pers, Rabu (15/12/2021).

Selain itu daratan Kepulauan Selayar yang berbatasan dengan perbukitan bergelombang hingga perbukitan terjal berpotensi terjadinya gerakan tanah.

Andiani menjelaskan morfilogi perbukitan bergelombang dan terjal ini tersusun batuan tersier yang mengalami pelapukan akan berpotensi terjadinya gerakan tanah bila dipicu guncangan gempa bumi kuat maupun curah hujan tinggi.

Baca Juga: Update Gempa NTT: 504 Rumah di Kepulauan Selayar Rusak, 7 Orang Luka-Luka

"Ini yang memperkuat efek guncanan sehingga rawan akan guncangan gempa bumi," ujarnya.

Lebih lanjut Andiani juga meminta masyarkat di Kepulauan Selayar untuk mewaspadai terjadinya bahaya ikutan pasca-gempa berupa retakan tanah, penurunan tanah, gerakan tanah, dan likuifaksi. 

Jika masyarakat menemkan retakan tanah pada bagian atas bukit yang berbentuk melingkar ke arah lembah, harap diwaspadai karena dapat memicu terjadinya gerakan tanah yang dapat dipicu oleh curah hujan tinggi dan guncangan gempa bumi kuat.

Baca Juga: BMKG: Gempa Susulan di Laut Flores Melemah, Masyarakat Diimbau Tenang

Andiani juga meminta masyarakat tetap tenang serta mengikuti arahan dan informasi dari petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat. Termasuk waspada dengan kejadian gempa bumi susulan.

"Saat ini tim tanggap darurat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi telah disiapkan menuju lokasi kejadian untuk melakukan pengamatan lapangan kajian dan analisis terkait gempa bumi di Laut Flores," ujarnya.

Adapun dua kecamatan di Kabupaten Kepulauan Selayar menjadi daerah terparah akibat guncangan gempa yakni Kecamatan Pasilambena dan Pasimarannu karena lokasinya lebih dekat dengan pusat gempa. 

BPBD Kabupaten Kepulauan Selayar mencatat, sebanyak 504 unit rumah mengalami kerusakan dan tujuh orang dilaporkan terluka akibat gempa NTT.

Baca Juga: Cerita Saleh Rahman yang Sedang Berlayar di Tengah Laut Saat Gempa Melanda Kepulauan Selayar

Selain itu, sejumlah 46 unit rumah mengalami rusak berat di Pasilambena. Data itu belum termasuk kerusakan di dua desa Garopa dan Garopa Raya yang akses komunikasinya masih terputus akibat gempa bumi.

Sementara, 232 rumah warga rusak berat di Kecamatan Pasimarannu dan rumah-rumah lain rusak ringan dengan total keseluruhan sementara sebanyak 504 unit rumah.

Akibat kerusakan itu, total 5.511 kepala keluarga (KK) terdampak gempa di dua kecamatan di Kabupaten Selayar, terdiri dari 3.353 KK di Kecamatan Pasarimarannu dan 2.158 KK di Kecamatan Pasilambena.

Warga pun mengungsi ke 47 titik pengungsian. Di Kecamatan Pasimarannu, ada 17 titik pengungsian dengan jumlah pengungsi sebanyak 3.900 jiwa. Sedangkan di Kecamatan Pasilambena ada 30 titik pengungsian.
 

 

Penulis : Johannes Mangihot Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU