Sosok Dedi Mulyadi: Damaikan Konflik Rumah Tangga hingga Jadi Orang Tua Angkat Korban Pemerkosaan
Sosok | 13 Desember 2021, 09:39 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Nama Dedi Mulyadi kembali menjadi perbincangan setelah bersedia menjadi orang tua angkat dari para santriwati korban pemerkosaan Herry Wirawan, guru di sebuah pesantren di Bandung, Jawa Barat.
Bahkan, Wakil Ketua Komisi IV itu sampai berkunjung ke rumah keluarga salah satu korban yang berada di kawasan Garut selatan, Sabtu (11/12/2021) malam lalu.
"Saya baru menengok mereka tadi malam. Perjalanannya sangat jauh. Tapi rata-rata mereka (para korban) sudah mulai membaik. Mereka ingin kembali lagi ke sekolah," kata Dedi, dikutip dari Kompas.com, Minggu (12/12).
Usai menengok korban, tanpak banyak pikir panjang, politikus Partai Golkar kelahiran 11 April 1971 itu, menyatakan siap untuk menjadi orang tua angkat dan membiayai semua kebutuhan sekolah mereka.
"Bahkan ada beberapa santriwati yang ingin ikut ke Purwakarta untuk sekolah dan masantren (pesantren)," katanya. Gayung bersambut, para orang tua korban pun memberi izin dengan tawaran Dedi.
Aksi Dedi membantu warga bukan sekali ini saja. Belum lama, mantan Bupati Purwakarta periode 2013-2018 ini pun pernah pasang badan untuk Rodiah, seorang ibu yang dilaporkan oleh lima anaknya gara-gara harta warisan.
Kang Dedi, sapaanya, rela “pasang badan” untuk melindungi nenek Rodiah (72) yang dilaporkan oleh lima anak kandungnya ke polisi dengan tuduhan penggelapan tanah warisan.
“Saya akan berusaha membantu dalam segala hal yang dialami nenek Rodiah,“ kata Dedi Mulyadi, Selasa (7/12/2021).
Baca Juga: Dedi Mulyadi: Pelaku Pemerkosaan Ingin Dirikan Panti Asuhan buat Tampung Bayi yang Dilahirkan Korban
Nenek Rodiah yang sudah tidak bisa jalan, diperkarakan oleh lima dari delakan anaknya. Mereka tinggal di Cibarusah, Bekasi, Jawa Barat. Sementara tiga anaknya berusaha melindungi sang ibu yang sudah berusia 70 tahun.
Konflik harta warisan ini bermula saat suami dari Rodiah meninggal pada 2019 silam. Semenjak itu, konflik harta warisan berapa tanah menjadi mimpi buruk bagi Rodiah. Kelima anaknya disebut merebut surat-surat beharga bahkan menerornya. Nah, Dedi pun berusaha menjadi pihak yang melindungi.
Aksi Dedi yang juga tak kalah mengundang simpatik, saat seorang anak bernama Agesti (19) melaporkan ibunya, Sumiyatun (36), ke polisi dengan tuduhan kekerasan dalam rumah tangga Januari lalu.
Ibu asal Demak, Jawa Tengah, ini dituding menganiaya anaknya hingga mengakibatkan luka fisik dan batin.
Rupanya, Dedi yang merupakan anggota DPR dari daerah pemilihan Bekasi, Subang, Purwakarta, itu tak tega melihat konflik ibu dan anak ini. Dia pun berinisiatif datang ke Demak.
Setelah melewati beberapa kali mediasi, akhirnya mereka bersedia berdamai dan laporan ke polisi dicabut. "Alhamdulillah, akhirnya mereka damai. Laporannya dicabut," kata Dedi 13 Januari lalu disaksikan Kapolres Demak, Kajari dan jajarannya.
Dedi menceritakan awal ibu dan anak itu berdamai. Saat itu, sepulang dari Demak, Dedi mengaku ditelepon oleh Ketua Barisan Ksatria Nusantara (BKN) Gus Rofik dari Kediri.
Gus Rofik mengonfirmasi apakah Dedi mendampingi masalah konflik antara ibu dan anak di Demak.
Kebetulan, kata Dedi, Gus Rofik berkomunikasi dengan putri yang berkonflik itu, Agesti, untuk pendampingan.
Sebab, pasca-kasus tersebut, Agesti mengalami perundungan sehingga perlu pendampingan psikologi hukum.
Baca Juga: Soal Kasus Pemerkosaan Santriwati oleh Guru Pesantren, Dedi Mulyadi: Ada Doktrin dari Pelaku
"Akhirnya kami berusaha berkomunikasi dengan Agesti dan ibunya untuk saling penyadaran. Saya komunikasi dengan pengacara, sementara Gus Rofik dengan Agesti," kata Dedi, ketua DPD Golkar Jawa Barat ini, yang juga rajin membagikan video menolong banyak orang di jalanan yang dia temui.
Penulis : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV