> >

Anggota DPRD: KNKT Tidak Mampu Menangkap Masalah Transjakarta

Peristiwa | 13 Desember 2021, 09:45 WIB
Anggota DPRD DKI Jakarta fraksi PDI Perjuangan Gilbert Simanjuntak (Sumber: Kompas.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta, Gilbert Simanjuntak menyayangkan rekomendasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) yang meminta Transjakarta membentuk "driver resource management" untuk memperbaiki tata kelola pramudi bus.

"Saya belum mengetahui rekomendasi lengkap KNKT. Tetapi kalau hanya ini rekomendasi mereka, tentunya disayangkan. Artinya mereka tidak mampu menangkap apa masalah Transjakarta," kata Gilbert kepada awak media, Minggu (12/12/2021).

Belum mengetahui rekomendasi lengkap KNKT, Politikus PDI Perjuangan tersebut rekomendasi yang hanya perbaikan tata kelola pramudi dianggap menunjukkan ketidakmampuan KNKT menangkap permasalahan Transjakarta. 

Baca Juga: Diminta KNKT Perbaiki Tata Kelola Sopir Bus, Ini Tanggapan TransJakarta

Gilbert berharap KNKT mampu melihat persoalan besarnya yakni membenahi sistem dengan mengidentifikasi permasalahan di tubuh Transjakarta. 

"Persoalan besarnya itu sistem, dan masalah teknis hanyalah masalah ikutan karena sistem. Sistem itu harus dibenahi dari direksi," katanya. 

Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan, rekomendasi driver resource management dikeluarkan berdasarkan hasil surveilans dan diskusi dengan pramudi mengenai insiden kecelakaan bus Transjakarta yang sering terjadi belakangan ini.

"Kita memberi rekomendasi kepada TransJakarta namanya 'Driver Resource Management'. Setiap tahun mereka diberi pelatihan untuk men-challenge soft kompetensi, kemampuan menahan emosi secara bijak," kata Soerjanto, Jumat (10/12/2021), seperti dilansir dari Antara.

Baca Juga: Hasil Audit KNKT, Koridor Sempit Transjakarta Penyebab Sopir Mudah Kelelahan

Soerjanto menambahkan, pelatihan serupa sudah sering diterapkan pada manajemen transportasi udara. Namun hal itu belum diterapkan di tubuh TransJakarta.

Dia mengatakan, hasil rekomendasi itu nantinya juga akan berpengaruh pada penerapan prosedur operasional standar (SOP) bagi pramudi TransJakarta.

"Misalnya, selama mengemudi tidak boleh pegang telepon mungkin prosedur seperti itu yang diharapkan bisa dilakukan perbaikan di TransJakarta. SOP itu sifatnya dinamis setiap detik bisa berubah tergantung situasi," ujar Soerjanto.

Soerjanto mengatakan, berdasarkan hasil diskusi dengan pramudi diketahui bahwa mengantuk saat berkendara menjadi salah satu faktor risiko yang kerap dikeluhkan oleh mereka.

"Kita akan mempelajari bagaimana solusi mengurangi kantuk kemudi ini. Mengantuk ini banyak faktor, salah satunya koridor jalan yang sempit. Nanti kita lihat bagaimana jam kerja, bagaimana masalah lain yang berkaitan dengan pengemudi," kata Soerjanto.

Baca Juga: Dirut Transjakarta Klaim Tidak Ada Sopir yang Bekerja Lebih dari 8 Jam Sehari

 

Penulis : Hasya Nindita Editor : Purwanto

Sumber : Kompas TV


TERBARU