Aliran Lahar Semeru Diperkirakan Masih Meluncur hingga 3 Bulan ke Depan, Warga Diimbau Waspada
Peristiwa | 12 Desember 2021, 20:12 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi Kementerian ESDM meminta masyarakat di kawasan Gunung Semeru, Jawa Timur, mewaspadai bahaya aliran lahar.
Kepala PVMBG Andiani mengungkapkan, aliran lahar diperkirakan masih akan berlangsung selama tiga bulan ke depan.
"Potensi bahaya lain yang mengancam saat ini adalah aliran lahar karena memasuki musim penghujan yang diperkirakan akan berlangsung selama tiga bulan ke depan," ungkap Andiani dalam konfernsi pers secara daring, Minggu (12/12/2021).
Sementara terkait aktivitas awan panas guguran, dia menjelaskan bahwa hal itu juga masih berpotensi terjadi.
Namun begitu, Andiani memperkirakan intensitas dan jarak luncur relatif kecil dibandingkan awan panas guguran pada 4 Desember lalu.
Pada kesempatan itu, dia juga meminta masyarakat waspada terkait kemungkinan terjadinya secondary explosion (erupsi sekunder) Gunung Semeru.
Baca Juga: Supaya Efektif, Warga Terdampak Bencana Gunung Semeru Harus Tunjukkan KK Sebelum Ambil Bantuan
"Potensi secondary explosion di sepanjang aliran sungai yang terlanda endapan awan panas guguran pada 4 Desember 2021 masih ada," kata Andiani.
Mengingat, lanjut dia, saat ini suhu endapan masih relatif tinggi dan jika terjadi kontak dengan air permukaan menyebabkan perubahan fasa air menjadi fasa uap bertekanan cukup tinggi.
Sebab itu, Andiani meminta masyarakat atau wisatawan untuk dapat mematuhi rekomendasi yang dikeluarkan oleh Badan Geologi melalui melalui PVMBG.
"Masyarakat tidak beraktivitas dengan radius 1 km dari kawah puncak gunung dan jarak 5 km arah bukaan kawah disektor selatan tenggara," tegasnya.
Tak hanya itu, masyarakat juga diminta menghindari dan tidak beraktivitas di sepanjang Sungai Besuk Kobokan yang saat ini sudah terisi endapan material yang masih bersuhu tinggi dan berpotensi terjadinya secondary explosion
"Mewaspadai potensi awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang aliran Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan,” tutup Andiani.
Baca Juga: Menteri BUMN Erick Thohir Minta Pemda Segera Berikan Peta Rencana Relokasi Gunung Semeru
Penulis : Isnaya Helmi Editor : Fadhilah
Sumber : Kompas TV