WHO: Butuh 23 Miliar Dollar AS untuk Tutup Kesenjangan Pemulihan Pandemi
Update corona | 10 Desember 2021, 15:00 WIBNUSA DUA, KOMPAS.TV- Pandemi Covid-19 melanda hampir semua negara di dunia, nyatanya kecepatan pemilihan dari pandemi setiap negara berbeda-beda.
Oleh karena itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) minta Presidensi G20 Indonesia dapat menutup financial gap atau kesenjangan finansial dalam penanganan pandemi dengan menyediakan dana sebesar 23 miliar dollar AS.
Hal itu disampaikan Senior Advisor of the Director General WHO Bruce Aylward, dalam Media Briefing bersama WHO di Nusa Dua, Bali, Jumat (10/12/2021).
“Ini membutuhkan investasi 23 miliar dolar AS untuk akselerator tahun ini. Itu investasi yang mendesak dan krusial yang perlu ditangani oleh G20 di bawah kepemimpinan Indonesia di masa Presidensinya,” kata Aylward seperti dikutip dari Antara.
Baca Juga: Sri Mulyani Ingin Hasil Nyata Selama RI Pegang Presidensi G20, Ini Daftarnya
Dana tersebut akan membantu negara-negara berpenghasilan rendah di seluruh dunia, mampu mendapatkan tingkat pengujian, tingkat vaksinasi dan tingkat pengobatan COVID-19 dengan standar yang cukup tinggi.
Menurut WHO, saat ini distribusi vaksin di negara berpenghasilan rendah jauh lebih lambat dibanding di negara maju.
Banyak negara berpenghasilan rendah yang memiliki tingkat vaksinasi di bawah 40 persen dari populasinya. Padahal arahan dari WHO vaksinasi dosis kedua harus mencapai 40 persen dari total penduduk akhir tahun ini.
Mengapa kecepatan vaksinasi harus sama di negara maju dengan negara miskin? Karena jika gelombang Covid-19 melanda suatu negara, virus tersebut dengan cepat juga bisa menyebar ke negara lainnya.
Baca Juga: Wuih, Indonesia Jadi Eksportir Mi Instan Terbesar ke-4 di Dunia!
Penulis : Dina Karina Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Antara