Jokowi Dapat Oleh-Oleh 3 Ton Jeruk, Warga Liang Melas Datas: Kami Sangat Cinta dengan Bapak Presiden
Peristiwa | 10 Desember 2021, 07:40 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – “Kami sebagai masyarakat Indonesia, kami sangat cinta sama bapak presiden kita Haji Joko Widodo. Jadi, karena rasa cinta kami, kami sudah ada mendapatkan hasil pertanian kami berupa buah jeruk, maka kami ingin mengantar oleh-oleh untuk bapak Joko Widodo”.
Beberapa kalimat itu dilontarkan oleh Setia Sembiring yang mewakili Masyarakat Liang Melas Datas atau dalam hal ini petani di Kabupaten Karo, Sumatera Utara.
Mereka membawa tiga ton jeruk yang dikemas dalam 200 kotak kardus sebagai oleh-oleh untuk Presiden Jokowi dari hasil tanah pertanian mereka sendiri.
Presiden diketahui pada Senin (6/12/2021) lalu, menerima enam perwakilan warga Liang Melas Datas, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara di Istana Merdeka, Jakarta.
“Mana jeruknya? Terima kasih oleh-olehnya jeruk,” sambut Jokowi begitu keluar dari Istana kepada para perwakilan masyarakat Liang melas Datas tersebut.
Kemudian, ia berkata bahwa sudah mendengar permasalahan yang dihadapi warga di sana dan telah memerintahkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk memeriksa segera dan memperbaiki akses jalan yang rusak.
Diketahui, mereka datang langsung menemui Presiden Jokowi dengan membawa harapan mendapatkan perhatian terkait kondisi jalan yang rusak di daerahnya. Pasalnya, jalan yang rusak tersebut berdampak pada warga di enam desa dan tiga dusun di Liang Melas Datas.
"Tadi di dalam kami mengantarkan oleh-oleh ini, mudah-mudahan dan kami harapkan Bapak Presiden kita memperhatikan kami masyarakat Desa Liang Melas. Jadi kami harapkan benar bantuan Bapak itu agar desa kami bisa ada perubahan dari dulunya menjadi agak lebih baik," tutur Setia saat ditemui usai diterima Presiden Jokowi, dilansir dari situs Sekretariat Presiden.
Jokowi pun mengambil beberapa buah jeruk dari kotak kardus dan kagum oleh hasil pertanian yang dibawa lantaran berukuran lebih besar dari ukuran buah jeruk pada umumnya. Ukurannya kira-kira satu kepalan penuh orang dewasa.
“Jeruknya gede-gede gitu ya. Ini langsung dimakan atau dibuat untuk apa?” tanyanya. Pertanyaan tersebut kemudian langsung dijawab bahwa jeruk tersebut bisa langsung dimakan.
Meski wajah tertutup masker, raut muka Presiden Jokowi bersama para perwakilan masyarakat tersebut tersenyum dan tertawa.
Baca Juga: Pesan Petani Karo ke Jokowi lewat Kiriman 3 Ton Jeruk
“Harapan kami agar bapak presiden bisa tetap dibimbing Tuhan ke jalan yang benar dan diberi kesehatan agar dia tetap mampu untuk memperjuangkan masyarakat Indonesia agar bisa berubah lebih baik,” ucap Setia dengan tulus.
Jokowi Bayar Oleh-Oleh Jeruk
Namun demikian, saat menerima pemberian jeruk, Jokowi juga langsung memberikan ganti berupa uang sebagai bayaran.
"Di dalam video, Presiden menyerahkan sendiri pembayaran jeruk tersebut di dalam goody bag. Beliau bilang 'gantinya'," terang Staf Khusus Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Faldo Maldini dalam keterangan tertulisnya pada Rabu (8/12/2021).
Faldo menyebut, selama ini Jokowi aktif melaporkan pemberian berbagai hadiah kepada lembaga antirasuah itu. Gitar pemberian dari grup musik Metallica misalnya, atau kuda yang semuanya dilaporkan ke KPK.
Akan tetapi, lain halnya untuk pemberian dari rakyat kecil tersebut, yakni petani yang sangat mencintai presiden. “Tentu lebih elok dibayar saja, dibeli saja, ketimbang dibawa-bawa ke KPK," tutur Faldo.
"Nanti petani sedih. Ada kepantasan lah dalam bernegara," imbuhnya.
Pernyataan tersebut terkait respons dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang mengatakan, masyarakat untuk tidak memberikan gratifikasi dalam bentuk apa pun kepada pegawai negeri atau penyelenggara negara.
“Masyarakat tidak perlu memberi barang dalam bentuk apa pun kepada penyelenggara negara dalam melaksanakan tugas pelayanan lantaran mereka memang mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat,” jelas Juru Bicara KPK Bidang Pencegahan Ipi Maryati.
Penulis : Fransisca Natalia Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV