Data Covid-19 Daerah Banyak yang Tak Update Lagi, Bisakah Deteksi Gelombang Ketiga?
Update corona | 8 Desember 2021, 22:28 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Pendataan kasus Covid-19 di daerah masih minim perbaikan di tengah ancaman gelombang ketiga penyebaran varian baru virus korona. Bahkan, sejumlah situs daerah tidak aktif lagi.
Padahal, data yang ada dalam situs itu menunjukkan kondisi pandemi sehingga berguna untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat. Selain itu, data tersebut juga dibutuhkan para peneliti dalam memantau pandemi di tiap wilayah.
“Pemda perlu melengkapi data tersebut sebagai cerminan keterbukaan kepada publik. Adapun provinsi yang situsnya bermasalah agar segera membenahinya,” imbau Tim LaporCovid19 dalam siaran persnya pada situs resmi laporcovid19.org, Rabu (8/12/2021).
Setidaknya, terdapat empat parameter yang jadi penilaian, yakni pembaruan data setiap hari, kelengkapan data Covid-19, ketersediaan data historis, dan ketersediaan data diunduh untuk diolah lebih lanjut.
Dari pemantauan hingga 29 November 2021 pada situs-situs pemerintah provinsi, tim satgas menemukan hanya 20 situs provinsi yang rutin memperbaharui data Covid-19 harian. Artinya, masih ada 14 situs provinsi yang masih bermasalah.
Misalnya, enam situs provinsi yang tidak dapat diakses karena error. Laman itu adalah Jawa Timur, Kalimantan Timur, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur, Papua Barat, dan Sumatera Utara. Sementara, sembilan situs provinsi lainnya terlambat mengupdate data.
Baca Juga: Sempat Heboh, Ternyata 4 Warga Jakarta yang Positif Covid-19 Terpapar Varian Delta Bukan Omicron
Empat provinsi di antaranya bahkan sudah tidak update lebih dari sebulan. Daerah itu adalah Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Riau, dan Papua.
Hal ini menunjukkan absennya penyampaian informasi publik oleh provinsi terkait. Data ini harus segera dibenahi agar situasi pandemi Covid-19 dapat terpantau secara real time.
Adapun data situs Covid-19 per provinsi tersebut dibagi menjadi lima kategori yaitu, rutin update, tidak dapat diakses, telat update, tidak update 1 bulan, tidak update 2 bulan, dan tidak update 3 bulan.
Parameter yang dipantau pun cukup banyak seperti kontak erat, suspek, probable, kasus konfirmasi, jumlah tes PCR harian, dan jumlah tes PCR kumulatif.
“Daerah seharusnya mampu melengkapi data itu. Namun, karena penyajian data berbeda tiap daerah, kami mengerucutkan pada parameter kasus konfirmasi yang terdiri dari kasus aktif, sembuh, dan meninggal, serta kasus probable meninggal,” papar Tim Satgas LaporCovid19.
Keempat parameter tersebut dinilai cukup prioritas untuk mengukur dampak pandemi covid19 yang signifikan terhadap suatu wilayah.
Secara umum situs-situs Covid-19 provinsi di Indonesia perlu tetap menjaga konsistensi update data dan juga meningkatkan kualitas penyajian data.
Hal ini dapat memberikan peluang bagi suatu elemen masyarakat tertentu yang dapat memberikan sudut pandang baru dalam menghadapi situasi pandemi Covid-19.
Untuk informasi lebih lanjut, seluruh rekomendasi yang diberikan dari Tim Satgas LaporCovid19 kepada masing-masing pemprov dapat dilihat di laman laporcovid19.org.
Penulis : Fransisca Natalia Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV