BNPB: Antisipasi Bencana Semeru Lebih Siap karena Erupsi Pernah Terjadi Januari Lalu
Peristiwa | 4 Desember 2021, 19:47 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yakin, antisipasi untuk meminimalisir dampak erupsi Gunung Semeru pada Sabtu (4/12/201), bakal lebih siap. Pasalnya, kejadian erupsi Semeru juga sudah pernah terjadi pada Januari 2021 lalu.
“Karena kejadian ini bukan yang pertama di tahun ini. Kita sama-sama mengikuti bahwa di awal tahun, bulan Januari juga mengalami peningkatan aktivitas Semeru, sehingga tentu saja Pemda sudah menyiapkan antisipasi,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Abdul Muhari kepada Kompas TV, Sabtu (4/12/2021).
Seperti diketahui, erupsi Semeru sebelumnya terjadi pada 16 Januari 2021. Saat itu, terjadi luncuran guguran awan panas mencapai 4 kilometer yang disertai guguran lava dari kawah Jonggring Saloko ke arah Besuk Kobokan.
Baca Juga: Dampak Erupsi Gunung Semeru: 3 Warga Hilang, Jembatan Lintas Malang-Lumajang Putus
Karena itu Abdul Muhari yakin, berdasarkan pengalaman erupsi awal tahun, maka antisipasi erupsi pada Sabtu ini lebih siap. Ini termasuk kesiapan personel, perangkat evakuasi, perlengkapan medis dan berbagai kebutuhan lainnya.
Selain itu Abdul Muhari juga menyatakan, BNPB segera mengirimkan tim reaksi cepat yang bakal meluncur ke lokasi bencana dan juga pengungsian untuk ikut menangani kebutuhan masyarakat.
"Tim reaksi cepat malam ini juga ke sana untuk melihat kebutuhan mendesak di lapangan dan logistik akan segera kita geser sesuai kebutuhan dan dinamika di lapangan,” paparnya.
Baca Juga: BNPB Sebut Belum Ada Korban Jiwa Erupsi Semeru
Dia mengatakan, untuk sementara, tempat pengungsian dipusatkan di tiga desa yang terletak di dua kecamatan yaitu Kecamatan Candipuro yakni di Desa Sumber Wuluh, serta di Kecamatan Pronojiwo.
Adapun berdasarkan laporan yang diterima BNPB mengenai kronologi aktivitas awan panas, diketahui pada pukul 14.47 WIB, seismograf pemantau PVMBG mulai mendeteksi adanya getaran, meskipun pada saat itu belum ada guguran awan panas.
Penulis : Vidi Batlolone Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV