> >

Risma Paksa Tunarungu Bicara, PDIP: Beliau Mengangkat Mereka Bukan untuk Dikasihani tapi Dimotivasi

Peristiwa | 3 Desember 2021, 19:01 WIB
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto (Sumber: Ihsanuddin/Kompas.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Menteri Sosial Tri Rismaharini sedang mendapat sorotan karena aksinya “memaksa” penyandang disabilitas tunarungu untuk bicara. 

Menanggapi aksi salah satu kadernya tersebut, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menyatakan bahwa hal itu hanya merupakan kesalahpahaman belaka.

“Menurut saya itu karena miskomunikasi,” kata Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto, Jumat (3/12/2021).

Hasto menekankan, Mensos Tri Rismaharini memiliki komitmen untuk memperjuangkan kaum disabilitas.

Hal ini, sambung Hasto, terbukti dari rekam jejak Tri Rismaharini dalam berupaya mengangkat kaum  disabilitas.

“Beliau mengangkat mereka setara diperlakukan bukan untuk dikasihani tetapi untuk dimotivasi,” tukas Hasto.

Baca Juga: Menteri Sosial Tri Rismaharini Sebut Tidak Niat Paksa Anak Tunarungu Untuk Bicara

Menurut Hasto, Tri Rismaharini juga mempunyai rekam jejak mampu mengangkat disabilitas menjadi Warga Negara Indonesia yang berprestasi.

Bahkan, disebutkan Hasto, Tri Rismaharini merupakan kader yang mendorong agar PDIP terus memperjuangkan kaum disabilitas.

"Bahkan di PDIP terus mendorong kebijakan untuk kaum disabilitas, karena dorongan Bu Risma kita jadi mendukung kaum disabilitas,” paparnya.

Menteri Sosisl Tri Rismaharini menjadi pembicaraan di media sosial, bahkan sempat trending di Twitter pada Kamis (2/12/2021). Risma dikritik oleh penyandang disabilitas karena memaksa penyandang tunarungu berbicara.

Baca Juga: Mensos Risma Tuai Kritik Usai Paksa Seorang Tunarungu Bicara

Mantan Wali Kota Surabaya itu memaksa penyandang disabilitas rungu wicara untuk berbicara di hadapan saat peringatan Hari Disabilitas Internasional di kantor Kemensos, Jakarta, Rabu (1/12/2021). 

Dalam sebuh tanyangan singkat yang viral di Twitter, Risma terlihat meminta anak itu untuk berbicara dengan menyodorkan mikrofon ke mulut anak tersebut.

Tindakan Risma itu sontak mendapat protes dari seorang anak disabilitas rungu wicara lainnya. Anak itu bernama Stefanus, yang merupakan perwakilan dari Gerakan untuk Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia (Gerkatin).

Di atas panggung, Stefanus menyampaikan protes kepada Risma. 

Baca Juga: Mensos Risma Menangis, Minta Masyarakat Tak Pandang Rendah Penyandang Disabilitas

“Saya mau bicara dengan ibu sebelumnya, bahwasanya anak tuli itu memang harus menggunakan alat bantu dengar, tapi tidak untuk dipaksa berbicara,” kata Stefanus melalui penerjemah bahasa bicara isyarat yang juga terdengar dalam tayangan singkat itu. 

Stefanus mengaku kaget saat melihat Risma memaksa penyandang disabilitas rungu wicara untuk berbicara. Sebab, penyandang disabilitas rungu wicara biasanya berbicara dengan bahasa isyarat. 

Kata Stefanus, karakter anak tuli itu bermacam-macam. Jadi ada yang bicaranya tidak jelas, ada yang memang dia tuli sejak kecil dan kemampuan bahasa isyaratnya pun beragam.

"Jadi itu yang harus dihargai,” kata Stefanus.

Penulis : Vidi Batlolone Editor : Fadhilah

Sumber : Kompas TV


TERBARU