Mengadu pada Anies, Warga Rusunami City Garden Keluhkan Akses Air Bersih
Peristiwa | 26 November 2021, 16:26 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Warga Rusunami City Garden Cengkareng mengadu pada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan soal sulitnya akses air bersih di tempat tinggal mereka.
Belasan perwakilan warga berunjuk rasa di depan Balai Kota DKI, Jumat (26/11/2021). Mereka tergabung dalam Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Rusunami City Garden (P3CG).
Mereka menyampaikan tuntutan agar Pemprov DKI Jakarta memenuhi hak atas air warga. Warga mengaku selama 12 tahun tak mendapat akses air bersih layak dari PAM.
Baca Juga: Satu Anggota Pemuda Pancasila Jadi Tersangka Pengeroyokan Polisi saat Demo di DPR
Padahal, Ketua P3CG Suherman menyebut pihak pengembang, yaitu PT Reka Rumanda Agung Abadi yang menunjuk PT Surya Citra Perdana telah ingkar janji pada para penghuni Rusunami City Garden.
Sejak awal menghuni rusunami itu pada 2008, warga meminta pemasangan layanan PAM agar kebutuhan air mereka tidak terlalu membebani.
Akan tetapi, pihak pengembang hanya menyediakan air tangki kepada warga. Baru-baru ini warga akhirnya membayar mahal untuk mendapatkan hak mereka.
"Berdasarkan proposal pengadaan yang dibuat PT Palyja sebagai operator PAM Jaya pada Agustus 2021, warga melalui pengelola harus membayar Rp951 juta untuk pemasangan sambungan air bersih," kata Suherman pada Jumat (26/11/2021), dikutip dari TribunJakarta.
Namun, Suherman mengatakan, pengelola malah mengalihkan pengadaan sumber air melalui proyek Water Treatment Plant (WTP) yang dikelola pihak ketiga. Setelah itu, warga mengeluhkan kualitas air yang buruk dari proyek WTP.
Baca Juga: Rute Penerbangan Yogyakarta-Bali Kembali Dibuka di Bandara Adisutjipto Yogyakarta
"Air yang dikonsumsi warga keruh, sedikit berbau dan diduga menjadi penyebab warga mengalami gatal-gatal dan timbul penyakit kulit," papar Suherman.
Akhirnya, warga rusunami berinisiatif untuk melakukan uji air. Hasilnya menunjukkan air tercemar dan berbahaya bila digunakan.
"Akhirnya pada Oktober 2021, WTP dinyatakan melanggar hukum oleh pemerintah dan ditutup. Sejak saat itu kebutuhan air bersih warga sama sekali tidak terpenuhi," tutur Suherman.
"Warga harus membeli secara mandiri dan membayar hingga lima kali lipat lebih mahal dari sebelumnya, karena pengelola tidak menjalankan komitmennya menyediakan air bersih pengganti," imbuhnya.
Warga Rusunami City Garden pun mendesak Pemprov DKI turun tangan menyelesaikan dan membantu mengawal kasus ini.
Penulis : Ahmad Zuhad Editor : Gading-Persada
Sumber : Tribunjakarta.com