Sejarah Pemuda Pancasila: Dari Nasution ke Yapto
Peristiwa | 26 November 2021, 14:04 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Setelah dicopot sebagai Kepala Staf Angkatan Darat, A.H Nasution meneruskan agenda politiknya melalui Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IPKI) pada 1959. Hubungannya dengan Pemuda Pancasila adalah sebagai organisasi "sayap pemuda".
"Pemuda Pancasila lahir dari 'sayap pemuda' IPKI," tulis Ian Douglas Wilson dalam bukunya berjudul Politik Jatah Preman: Ormas dan Kuasa Jalanan di Indonesia Paca Orde Baru yang diterbitkan pada tahun 2018.
Dengan dukungan Pemuda Pancasila yang oleh Ian diistilahkan sebagai ormas 'jago' sebagai basis sosial, Nasution dan IPKI turut mempengaruhi bahkan menciptakan tekanan pada pembubaran konstituante oleh Sukarno dan mengawali periode Demokrasi Terpimpin (1959-1965).
Baca Juga: Fakta-fakta Polisi Dikeroyok Ormas Pemuda Pancasila, 15 Orang Ditetapkan Tersangka
Sejak awal, Pemuda Pancasila memang sangat erat dengan militer dan pemerintah, terutama era Orde Baru.
Bahkan, kata Ian, pada masa-masa Penembakan Misterius (Petrus) salah satu ormas yang tidak tersentuh sama sekali adalah Pemuda Pancasila. Selain karena punya jangkauan massa yang menasional, mereka juga mampu berafiliasi dan mendefinisikan diri dengan kekuatan yang bisa memberangus mereka.
"Dengan ciri khas seragam loreng oranye-hitam, Pemuda Pancasila dan kelompok-kelompok seperti mereka berafiliasi dan mengidentifikasi diri secara telak dengan kekuatan-kekuatan yang sama yang memiliki kuasa untuk memberangus mereka," Ian (2018, 98).
Di era Orde Baru (Orba), sepanjang 1980an dan awal 1990an, Pemuda Pancasila disebut punya hubungan tertentu dengan rezim. Ian menyebutnya "praktk beking".
Kata Ian, "praktik beking" atau hubungan antara preman dan negara pasca Petrus semakin menjadi. "Sebuah sistem patronase informasi di mana preman menerima perlindungan dari militer dan polisi dengan balasan sebagai porsi keuntungan," tulis Ian (2018, 99).
Bicara Pemuda Pancasila berarti mengerucut pada Yapto Soerjosoemarno. Ia merupakan salah satu tokoh organisasi kemasyarakatan Pemuda Pancasila.
Yapto boleh dibilang satu-satunya tokoh utama Pemuda Pancasila selama hampir 3 dekade terakhir. Menjabat sebagai Ketua Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila sejak Musyawarah Besar Pemuda Pancasila III di cibubur tahun 1981, dan terus memimpin Pemuda Pancasila hingga saat ini.
Pada Musyawarah Besar Pemuda Pancasila IX tahun 2014 di Batu - Malang, dirinya kembali dikukuhkan menjadi Ketua Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila hingga tahun 2019.
Baca Juga: Kronologi Polisi Dikeroyok Massa Pemuda Pancasila saat Amankan Demo di DPR
Selain aktif di Pemuda Pancasila, dia juga aktif di organisasi FKPPI (Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan dan Putra-Putri ABRI). Di dunia politik Yapto menjabat sebagai Ketua Umum DPP Partai Patriot.
Ian juga menulis bahwa Yapto pernah menjabat sebagai Ketua Cabang Jakarta dari Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI). Ia juga menjadi Ketua Asosiasi Industri Parawisata Jakarta.
Yapto lahir dari pasangan Mayor Jenderal (Purn.) Ir. KPH (Kanjeng Pangeran Haryo) Soetarjo Soerjosoemarno, dan Dolly Zegerius. Sang ayah adalah keturunan ningrat dari Mangkunegaran, yaitu cucu dari Mangkunegara V, yang menamatkan pendidikan topografi dan geodesi-nya di Technische Delft Universiteit, Nederland.
Sementara sang ibu, adalah seorang Belanda keturunan Yahudi yang pernah menjadi atlet nasional Indonesia dari cabang bridge.
Yapto Soerjosoemarno merupakan adik kandung K.R.Ay (Kanjeng Raden Ayu) Marini Soerjosoemarno, aktris senior Indonesia.
Baca Juga: Geram, Kapolres Jakpus ke Pemuda Pancasila: Serahkan Pengeroyok Polisi atau Kami Kejar!
Penulis : Hedi Basri Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV