> >

Sektor Tambang Banyak Menyerap TKA China Disebabkan Indonesia Tak Miliki SDM yang Kompeten

Indonesia update | 21 November 2021, 18:35 WIB
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan. (Sumber: Dokumentasi Humas Kemenko Marves)

"Setelah kita bikin poltek, tidak ada pula yang lulus orang daerah. Ini fakta di lapangan yang kita mungkin ketawa dengarnya," tutur Luhut.

Sementara itu, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan banyaknya TKA yang masuk justru akan memperbesar potensi investasi di Indonesia.

Investasi yang semakin besar itu, kata dia, akan menciptakan banyak lapangan kerja.

"Mengenai jumlah TKA yang masuk, Menaker yang jawab. Tapi yang saya bisa jawab, saat investasi semakin besar, peluang pekerjaan juga semakin besar," kata Bahlil.

Baca juga: Kemenaker dan Komisi IX DPR Angkat Bicara Soal Kedatangan TKA China ke Indonesia di Masa PPKM

"Tinggal dilihat dari jenis usahanya apa, jenis investasi apa, apakah padat teknologi atau padat karya."

Bahlil menjelaskan, sampai saat ini, investasi China di Indonesia lebih banyak di sektor energi pertambangan, termasuk pembangunan smelter.

"Yang saya pahami, proses pembangunan investasi China ke indonesia lebih banyak di bidang pembangunan industri smelter pada komoditas tambang, dan ini punya multiplier effect," ujar Bahlil.

Berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan, pada 2019 terdapat 95.168 TKA yang bekerja di Indonesia.

Jumlah tersebut turun menjadi 93.374 pada 2020. Pada Mei 2021, tercatat ada 92.058 TKA di Indonesia.

Ada dua perusahaan smelter yang mempekerjakan TKA China di Indonesia, yakni PT Virtue Dragon Nickel Industry dan PT Obsidian Stainless Steel yang terletak di Sulawesi Tenggara.

Penulis : Baitur Rohman Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV


TERBARU