Booster Vaksin Covid-19 Masih Menunggu Masukan Ahli, Kemenkes: Tidak akan Dilaksanakan Secepatnya
Update corona | 16 November 2021, 19:34 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, booster vaksin Covid-19 tidak akan dilaksanakan cepat-cepat.
Nadia mengatakan, saat ini, pemerintah masih fokus mengejar target vaksinasi dosis pertama dan kedua hingga akhir tahun. Bahkan pihaknya masih menunggu rekomendasi para ahli soal pemberian vaksin booster.
"Soal booster tidak dilaksanakan cepat-cepat lantaran secara teknis masih harus dibahas lebih lanjut dan menunggu masukan dari para ahli," kata Nadia dalam acara virtual tersebut.
Hingga kini, kata Nadia, pihaknya masih memastikan soal waktu efektif pemberian booster vaksin Covid-19. Sebab, belum ada keputusan pasti soal waktu menurunnya efikasi dari sebuah vaksin.
"Salah satunya menyoal waktu efektif pemberian booster, apakah 3 atau 6 bulan setelah pemberian," jelas Nadia.
Baca Juga: Daftar Daerah di Jawa-Bali dengan Capaian Vaksinasi Covid-19 di Atas 70 Persen
Sementara itu, Nadia juga mengungkapkan bahwa vaksinasi Indonesia kini sudah mencapai target Badan Kesehatan Dunia atau Wolrd Health Organization (WHO) soal cakupan vaksinasi Covid-19 dosis kedua atau dosis lengkap.
Menurutnya terkait target WHO, Indonesia harus melakukan vaksinasi dosis kedua kepada 40% dari sasaran sebanyak 208.265.720 orang di akhir 2021.
"Indonesia sudah mencapai lebih cepat dari target WHO bahwa 40 persen masyarakat mendapatkan vaksinasi dosis kedua secara lengkap," ungkap Nadia.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan hingga Selasa (16/11/2021) pukul 18.00 WIB, sebanyak 131,675,335 orang atau setara 63.22 persen sudah mendapatkan vaksinasi dosis pertama. Sementara itu, 85,761,511 orang atau sekitar 41.18 persen sudah menerima vaksinasi dosis kedua.
Selain telah mencapai target WHO, lanjut Nadia, Indonesia masuk dalam daftar 5 besar negara dengan cakupan vaksinasi tertinggi di dunia. Posisi Indonesia berada di bawah India, Amerika Serikat, Brazil, dan Jepang. Ini apresiasi kedua yang harus dibanggakan Indonesia.
Adapun cakupan vaksinasi saat ini ada berkisar 1,6 juta hingga 2 juta suntikan per hari. Diperkirakan pada akhir tahun, total akan ada 290-300 juta suntikan, terdiri dari 161 juta dosis 1 atau 78 persen, dan dosis 2 sekitar 118 juta atau 60 persen yang diberikan kepada masyarakat Indonesia.
Baca Juga: Kemenkes Ingatkan Orang Tua Anak Usia 6-11 Tahun Lengkapi Imunisasi Sebelum Terima Vaksin Covid-19
Nadia juga mengingatkan masyarakat agar tidak perlu ragu dengan vaksin yang ada. Sebab, pemerintah menjamin vaksin yang diberikan kepada masyarakat aman, bermutu, dan berkhasiat.
Dijelaskan vaksin membuat tubuh relatif lebih tahan serangan virus, bisa menghindarkan dari gejala, perawatan di rumah sakit dan mengurangi risiko kematian. Namun, hal itu tak berarti masyarakat dapat mengabaikan protokol kesehatan karena potensi penularan virus tetap terbuka.
Penulis : Nurul Fitriana Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV