> >

Kritik Greenpeace Dijawab Pelaporan Polisi dan Aksi Minta Audit

Peristiwa | 15 November 2021, 14:34 WIB
Kepala Greenpeace Indonesia Leonard Simanjuntak (Sumber:Kompas tv)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Greenpeace Indonesia memberikan kritik cukup pedas kepada pemerintahan Joko Widodo terkait lingkungan hidup dan perubahan iklim.

Dalam konferensi iklim COP26 yang baru saja, lembaga swadaya masyarakat ini memberikan catatan kritis, yakni tidak menghasilkan kesepakatan ambisius.

Sangat disayangkan mengingat COP adalah konferensi iklim tertinggi yang dihadiri oleh banyak pemimpin dunia, dan COP 26 seharusnya menjadi momentum krusial dan ujian bagi kemanusiaan. Sayangnya belum ada peta jalan yang jelas demi mencapai target 1,5 derajat Celcius. 

Kepala Greenpeace Indonesia Leonard Simanjuntak mengatakan, “COP Glasgow seharusnya bisa menyepakati target-target spesifik yang kuat dan terukur demi mencapai target utama pemanasan global maksimum 1,5 derajat Celcius. Nyatanya itu tidak terjadi," kata Leonard dalam situs Greenpeace.org.

Di sektor kehutanan, Greenpeace mendesak pemerintah untuk berkomitmen melindungi hutan alam dan lahan gambut yang tersisa, menghentikan izin-izin baru dan melakukan evaluasi terhadap izin-izin konsesi yang sudah dikeluarkan, serta memperkuat penegakan hukum untuk mencapai nol deforestasi. 

Menurut analisa Greenpeace, selama periode moratorium hutan dan gambut (2011-2018) total deforestasi di area moratorium mencapai 1,2 juta hektar (ha), sedangkan total deforestasi Indonesia baik di dalam dan di luar area moratorium mencapai 4,38 juta ha. Artinya, tingkat deforestasi di area moratorium mencapai 27,4 persen dari keseluruhan deforestasi yang terjadi di Indonesia. 

Baca Juga: Dipolisikan usai Kritisi Pidato Jokowi, Greenpeace: Tak Ada Kebohongan, Semua Data Valid

Sementara tepat hari pahlawan 10 November, Greenpeace melakukan aksi membawa 1.000 kartu pos yang berisi pesan kepada Presiden RI, Joko Widodo, untuk melakukan aksi nyata untuk menghentikan krisis iklim dengan menyelamatkan lingkungan demi generasi selanjutnya. 

“Nol deforestasi harus menjadi salah satu target utama yang harus dicapai oleh kita. Bukan justru dengan perdagangan karbon, yang bisa memberikan ruang bagi penghasil emisi atau pelaku deforestasi melarikan diri dari tanggung jawabnya. Serta perusakan hutan atas nama pengembangan perekonomian dan ketahanan pangan, yang juga berakibat pada hilangnya hak masyarakat adat atas tanah mereka, harus diakhiri,” sebut Iqbal Damanik, Jurukampanye Hutan Greenpeace Indonesia.

Namun rupanya, kampanye dan kritik Greenpeace justeru dianggap menebarkan berita bohong. 

Penulis : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU