Ternyata Matahari Terbit Lebih Cepat pada 13-18 November 2021 di Beberapa Lokasi, Ini Penyebabnya
Peristiwa | 14 November 2021, 19:21 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Sejumlah wilayah di Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara, akan mengalami fenomena Matahari terbit lebih awal dari hari biasanya, yakni pada 13-18 November 2021.
Melansir laman Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), fenomena tersebut diketahui memang rutin terjadi setiap tahun dengan waktu terbit dan tanggal yang relatif sama.
Namun, seorang peneliti di Pusat Sains Antariksa LAPAN Andi Pangerang menegaskan, fenomena Matahari terbit lebih cepat itu tidak memiliki dampak ataupun menjadi tanda dari suatu bencana.
"Tidak ada (dampak apa pun). Hanya lebih cepat saja terbitnya, (karena) memang sudah alamiah," terang Andi, dikutip dari Kompas.com, Sabtu (13/11/2021).
Andi pun menjelaskan, fenomena tersebut dipengaruhi oleh posisi Bumi yang miring sebesar 66,6 derajat terhadap bidang edarnya atau ekliptika saat berotasi pada sumbunya.
Baca Juga: Catat Tanggalnya! 19 November 2021, Gerhana Bulan Sebagian Terlama pada Abad Ini
Selain itu, secara bersamaan, Bumi juga mengelilingi Matahari sehingga menyebabkan perubahan waktu terbit dan terbenamnya.
Dalam satu tahun, pergeseran waktu terbit dan terbenam Matahari itu dapat terjadi bervariasi, baik lebih cepat atau lebih lambat.
Lebih lanjut, fenomena Matahari terbit dan terbenam lebih cepat itu juga terbagi dalam dua periode waktu berdasarkan bagian Bumi yang mengalaminya.
Untuk belahan utara Bumi, fenomena tersebut biasanya terjadi setiap bulan Juni, tepatnya saat posisi kutub utara cenderung mengarah ke Matahari.
Penulis : Aryo Sumbogo Editor : Fadhilah
Sumber : Kompas.com