> >

Hari Pahlawan 10 November: 5 Pahlawan Perempuan yang Gambarnya Diabadikan dalam Uang Rupiah

Sosial | 10 November 2021, 13:40 WIB
Ilustrasi uang kertas. 5 pahlawan perempuan di gambar uang rupiah. (Sumber: Peruri)

JAKARTA, KOMPAS.TV - 10 November selalu diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional. 

Hari Pahlawan ini tentunya diperingati untuk mengenang kembali jasa dan perjuangan para pahlawan dalam mengusir penjajah dari tanah air. 

Pahlawan sendiri bermakna sebagai orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya membela kebenaran.

Melansir dari situs resmi Bank Indonesia (BI), hingga 2020, terdapat 191 orang telah diangkat sebagai pahlawan nasional Indonesia, dan 15 di antaranya perempuan.

Keberadaan para pahlawan tak hanya menghiasi lembaran sejarah, namun juga tergambar pada beberapa mata uang Rupiah. Hal ini dimaksudkan agar keberadaan mereka tidak terlupakan rakyat Indonesia.

Tahukah anda, dari 15 pahlawan perempuan yang telah diangkat sebagai pahlawan nasional, baru lima tokoh yang sosoknya diabadikan di lembaran uang kertas rupiah dengan tahun emisi yang berbeda-beda.

Baca Juga: Hari Pahlawan 2021: Mengenang Pahlawan Revolusi Indonesia

Berikut merupakan daftar sosok pahlawan perempuan yang diabadikan ke dalam uang rupiah yang dikutip dari bi.go.id:

1. R.A Kartini (1879 – 1904)

Raden Adjeng Kartini dikenal sebagai pelopor kebangkitan perempuan Pribumi-Nusantara. Dia berjasa dalam memperjuangkan kesetaraan hak perempuan.

Wanita yang lahir di Jepara, 21 April 1879 ini merupakan pahlawan perempuan pertama yang diabadikan dalam uang rupiah. Dia muncul di uang pecahan Rp5 pada 1953 seri tokoh dan kebudayaan.

Seri uang itu pertama kali dicetak oleh BI dan telah disiapkan sejak 1952. Namun saat itu, BI sedang mempersiapkan kelahirannya setelah menasionalisasi De Javasche Bank (DJB) pada 1951.

Lantaran Undang-Undang tentang BI baru lahir pada 1953, maka uang kertas emisi 1952 tersebut baru resmi dikeluarkan pada 2 Juli 1953.

Setelah itu, gambar Kartini kembali muncul di bagian depan uang kertas nominal Rp10.000 emisi 1985.

2. Martha Christina Tiahahu (1800 – 1818)

Martha Christina Tiahahu merupakan pahlawan perempuan yang lahir 4 Januari 1800. Dia dikenal sebagai wanita pemberani dan konsekuen terhadap cita-cita perjuangannya.

Bagaimana tidak, pahlawan perempuan asal Maluku ini telah berani mengangkat senjata melawan penjajah Belanda saat umurnya masih remaja, yakni 17 tahun.

Martha tercatat sebagai seorang pejuang kemerdekaan yang unik yaitu seorang putri remaja yang langsung terjun dalam medan pertempuran melawan tentara kolonial Belanda dalam Perang Pattimura tahun 1817. 

Untuk terus mengingat jasanya, BI mengabadikan gambar Martha Christina Tiahahu di uang nominal Rp5.000 emisi 1985 sebagai tanda air (watermark).

Baca Juga: Google Peringati Hari Pahlawan 2021 dengan Ismail Marzuki

3. Dewi Sartika (1884 - 1947)

Senada dengan Martha Christina Tiahahu, Dewi Sartika yang lahir pada 4 Desember 1884, juga mucul dalam lembaran uang rupiah sebagai tanda air (watermark).

Pahlawan perempuan dari Bandung, Jawa Barat ini muncul pada nominal Rp5.000 emisi 1982. 

Dewi Sartika merupakan tokoh perintis pendidikan untuk kaum wanita. Dapat mengenyam pendidikan karena berasal keluarga ningrat, membuat dia terinspirasi untuk membuka Sekolah Istri atau sekolah khusus perempuan di bumi parahiyangan.  

Diketahui, dia diakui sebagai Pahlawan Nasional oleh Pemerintah Indonesia pada tahun 1966.

4. Cut Nyak Dhien (1848-1908)

Cut Nyak Dhien merupakan pahlawan perempuan asal Aceh yang ikut berjuang melawan Belanda pada masa Perang Aceh.

Kematian suami pertamanya, memicu Cut Nyak Dhien untuk terus berjuang menghentikan penjajah Belanda.

Cut Nyak Dhien pernah muncul sekali di gambar depan uang kertas Rp10.000 pada 1998. 

5. Cut Meutia (1870 – 1910)

Gambar Cut Meutia pertama kali digunakan pada emisi 1992 dalam nominal Rp1.000 dan Rp5.000, sebagai watermark. 

Dia kemudian muncul lagi sebagai watermak dalam nominal yang sama pada 2000, 2001, dan 2016. Baru pada 2016, wajahnya muncul sebagai gambar depan uang kertas nominal Rp1.000.

Melansir dari Kompas.com, Cut Nyak Meutia atau Cut Meutia yang lahir di Pirak, Aceh Utara, Kesultanan Aceh, 15 Februari 1870 merupakan pahlawan perempuan yang turut berjuang melawan penjajahan Belanda.

Dia tak gentar untuk terus melawan dengan harapan bisa mengusir kaum penjajah dari bumi Aceh Darussalam.

Dalam melawan penjajah, dia dikenal ahli dalam mengatur strategi pertempuran dengan taktik serang dan mundur.

Baca Juga: Hari Pahlawan 10 November: Tata Cara Pengajuan Gelar Pahlawan Nasional

Penulis : Isnaya Helmi Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV/bi.go.id/kompas.com


TERBARU