> >

Pemprov DKI Akui Temukan Kandungan Paracetamol di Teluk Jakarta

Peristiwa | 25 Oktober 2021, 14:34 WIB
Penelitian menemukan pencemaran paracetamol di Teluk Jakarta. (Sumber: Kompas TV/Ant)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto, mengakui pihaknya menemukan adanya kandungan paracetamol di teluk Jakarta. 

Asep mengatakan pengkajian sudah selesai dilakukan, namun, nilai kandungan paracetamol yang diperoleh DLH DKI Jakarta tidak sebesar temuan peneliti Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN). 

"Kita sudah selesai (penelitiannya). Nilai (kandungan) yang kita peroleh tidak sebesar yang ada atau yang dirilis oleh BRIN," kata Asep kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (25/10/2021). 

Ia mengatakan, pihaknya menemukan kandungan paracetamol sekitar 200 nanogram, sementara temuan BRIN yakni sebesar 610 nanogram per liter di Angke dan di Ancol mencapai 420 nanogram per liter.

"Ada. Sekitar 200 nanogram apa ya. Klo BRIN kan 600an," katanya. 

Baca Juga: Pengakuan Nelayan di Muara Angke: Pencemaran di Laut Sudah Lama, Tidak Hanya Paracetamol

Saat ini, kata Asep, pihaknya masih meneruskan investigasi mengenai dampak dan dugaan asal muasal kandungan paracetamol tersebut. 

"Sedikit banyak pasti ada. Kita kan sedang melakukan investigasi. Mudah-mudahan kalau hasil investigasinya udah bisa diselesaikan maka kita akan melakukan penindakan kepada perusahaan yang terkait," katanya. 

Menurutnya, ada dugaan kandungan paracetamol berasal dari perusahaan. 

"Ya kita sedang proses investigasi (dugaan perusahaan)," ujarnya. 

Baca Juga: Teluk Jakarta Terkontaminasi Paracetamol, Peneliti Minta DKI Perkuat Regulasi Limbah Industri

Sebelumnya, kontaminan paracetamol di teluk Jakarta diketahui berdasarkan hasil penelitian dari Pusat Penelitian Oseanografi BRIN. 

Dalam penelitian itu disebutkan secara teori sumber sisa paracetamol yang ada di perairan Teluk Jakarta dapat berasal dari konsumsi masyarakat yang berlebihan, rumah sakit dan industri farmasi.

Tingginya angka penduduk di Jakarta dan bebasnya peredaran obat yang dijual tanpa resep dokter dapat berpotensi menjadi sumber kontaminan.

Penulis : Hasya Nindita Editor : Purwanto

Sumber : Kompas TV


TERBARU