Bantah Pernyataan Yaqut, Sekjen PBNU: Kemenag Hadiah Negara untuk Semua Agama
Agama | 25 Oktober 2021, 02:05 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Helmy Faishal Zaini membantah ucapan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang mengatakan Kementerian Agama (Kemenag) merupakan hadiah khusus dari negara untuk NU, bukan untuk umat Islam secara umum.
Terkait hal itu, Helmy menekankan bahwa Kemenag bukan hanya punya NU atau untuk umat Islam semata, melainkan hadiah bagi semua agama.
Hal tersebut disampaikan Helmy melalui akun Instagram resmi miliknya @ahmadhelmyfaishalzaini, Minggu (24/10/2021).
"Kemenag hadiah negara untuk semua agama, bukan hanya untuk NU atau hanya untuk umat Islam," kata Helmy.
Dia juga menuturkan NU memang punya peran besar dalam menghapus tujuh kata dalam Piagam Jakarta.
Namun, Helmy menekankan tidak berarti NU boleh semena-mena berkuasa atas Kementerian Agama ataupun merasa ada hak khusus.
"Bahwa peran NU jauh sebelum kemerdekaan telah meletakkan pesantren sebagai pilar pembentuk karakter mental bangsa yang bertumpu kepada akhlaqul karimah," ungkapnya.
Baca Juga: Menteri Agama: Kemenag Adalah Hadiah Negara untuk NU, Wajar Jika Manfaatkan Banyak Peluang
Meski demikian, NU tidak memiliki motivasi untuk menguasai ataupun memiliki semacam privilege dalam pengelolaan kekusaan dan pemerintahan, karena NU adalah jamiyyah diniyah ijtimaiyyah (organisasi keagamaan dan kemasyarakatan).
"Karena prinsip bagi NU adalah siapa saja boleh memimpin dan berkuasa dengan landasan, Tashorroful imam 'alarroiyyah manutun bil maslahah, kepemimpinan harus melahirkan kesejahteraan dan kemaslahatan," jelasnya.
Di sisi lain, Helmy menyatakan ucapan Yaqut soal "Kemenag hadiah negara untuk NU" merupakan hak pribadinya.
Namun, dia menyayangkan pernyataan itu dan menilai komentar tersebut tidak pas dan kurang bijaksana dalam perspektif membangun spirit kenegarawanan.
"Pada dasarnya semua elemen sejarah bangsa ini punya peran strategis dalam pendirian NKRI, melahirkan Pancasila, UUD 1945 dalam keanekaragaman suku, ras, agama & golongan. Bhinneka Tunggal Ika," ujar Helmy menegaskan.
Baca Juga: Banyak Isu Tidak Jelas di Masyarakat, Menag Yaqut: Jangan Mudah Terprovokasi
Diberitakan sebelumnya, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyebut Kemenag merupakan hadiah khusus untuk Nahdlatul Ulama (NU).
Hal tersebut diungkapkan oleh Yaqut pada di webinar "Santri Membangun Negeri dalam Sudut Pandang Politik, Ekonomi, Budaya, dan Revolusi Teknologi" yang ditayangkan di kanal YouTube TVNU, Rabu (20/10/2021).
Mulanya, Yaqut menyinggung terkait adanya perdebatan di Kementerian Agama, mengenai usulannya untuk mengganti tagline Kementerian Agama.
Saat itu mengaku akan mengubah tagline Kementerian Agama itu, Ikhlas Beramal. Sebab dirinya menilai tagline tersebut kurang cocok.
Kemudian perdebatan itu pun, kemudian berkembang pada sejarah asal usul Kementerian Agama.
“Karena waktu itu perdebatannya bergeser bahwa kementerian ini harus menjadi kementerian semua agama, melindungi semua umat beragama. Ada yang tidak setuju, kementerian ini harus kementerian agama Islam karena Kementerian Agama itu adalah hadiah negara untuk umat Islam,” jelasnya.
Kemudian Yaqut menanggapi bahwa Kemenag merupakan hadiah negara untuk NU, bukan untuk umat Islam secara umum.
"Saya bilang bukan. Kementerian Agama adalah hadiah negara untuk NU, bukan untuk umat Islam secara umum, spesifik NU. Jadi wajar kalo sekarang NU memanfaatkan banyak peluang di Kemenag untuk NU," ujar Yaqut.
Penulis : Isnaya Helmi Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV