Ada Hepa Filter di Pesawat, Pakar Tetap Ingatkan Bahaya Penularan Covid-19
Update corona | 23 Oktober 2021, 19:59 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof. Tjandra Yoga Aditama mengingatkan risiko penularan Covid-19 saat membuka masker dan makan sambil bercakap-cakap dalam pesawat.
“Membuka masker dan makan sambil banyak bercakap-cakap tentu meningkatkan risiko penularan pula jadinya, walaupun pesawat sudah dilengkapi dengan hepa filter dan lainnya,” ujar Tjandra, Sabtu (23/10/2021), dikutip dari Antara.
Imbauan ini disampaikan mengingat pihak maskapai penerbangan membagikan makanan dan minuman pada penumpang rute perjalanan tertentu
Pada masa pandemi Covid-19, pihak maskapai biasanya menyematkan pesan ajakan membawa pulang makanan minuman.
Tjandra menyebut, hal itu sudah sesuai dengan pola kehidupan baru bersama Covid-19.
Baca Juga: Polemik Aturan Wajib PCR saat Naik Pesawat, Ini Kata IDI
“Kita semua perlu belajar menyesuaikan diri, baik masyarakat luas maupun para petugas dan penentu kebijakan publik,” kata Tjandra yang juga telah kembali menggunakan pesawat sejak September 2020.
Selain itu, Direktur Pascasarjana Universitas Yarsi ini juga menyarankan penumpang tetap mengenakan masker saat pemeriksaan kartu tanda penduduk (KTP) dan tiket pesawat.
“Membuka masker walaupun sebentar tentu membuat risiko untuk terjadinya penularan. Baiknya keharusan buka masker ini tidak perlu dilakukan,” ucap Tjandra.
Seperti diketahui, masyarakat yang bepergian menggunakan pesawat harus menjalani swab antigen beberapa hari sebelum keberangkatan dan tes PCR ketika akan pulang.
Menurut Tjandra, tes PCR menjadi pilihan karena tingkat akurasinya paling tinggi. Itu artinya, hasil negatif test PCR memberi keamanan yang lebih tinggi untuk pencegahan penularan Covid-19.
Pada kesempatan berbeda, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate juga meminta masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan di seluruh kendaraan angkutan umum
"Kita harus tetap waspada untuk menghindari risiko lonjakan kasus Covid-19. Hal ini sudah terjadi di negara-negara Eropa seperti Inggris dan Rusia," ujar Menteri Johnny, Sabtu (23/10).
Baca Juga: Faktor Penentu Gelombang Ketiga Covid-19 dari Kacamata Epidemiolog UGM
Menkominfo Johnny mengatakan, masyarakat sudah mulai melakukan kegiatan ekonomi dan melakukan perjalanan dengan menggunakan kendaraan umum seperti kereta rel listrik (KRL), Mass Rapid Transit (MRT), dan Bus.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak lagi membatasi jumlah penumpang di dalam transportasi umum setelah Jakarta menerapkan PPKM level 2. Aturan yang tertuang dalam Keputusan Gubernur (Kepgub) DKI Jakarta Nomor 1245 Tahun 2021 tentang PPKM Level 2 itu berlaku mulai Selasa (19/10/2021) hingga 1 November 2021.
Meski angkutan kota di DKI Jakarta dibolehkan beroperasi dengan kapasitas maksimum 100 persen, kapasitas maksimum Kereta Rel Listrik (KRL) tetap hanya 32 persen. Hal itu mengacu pada menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor 89 Tahun 2021 yang diterbitkan oleh Kementerian Perhubungan dan mulai berlaku pada 21 Oktober 2021.
SE tersebut mengatur kapasitas maksimum penumpang kereta api antarkota, kereta rel listrik (KRL), dan kereta api lokal. Kapasitas maksimum untuk kereta api antarkota ditetapkan sebesar 70 persen, sedangkan KRL dan kereta api lokal di wilayah aglomerasi masing-masing 32 persen dan 50 persen.
Menkominfo Johnny menekankan, aktivitas masyarakat seperti di Jakarta dilonggarkan tidak hanya mengacu pada penyebaran Covid-19 yang kian melandai di Ibu Kota, tapi juga karena banyaknya warga di wilayah Jabodetabek yang divaksin Covid-19.
"Pemerintah mengimbau masyarakat untuk disiplin menerapkan prokes ketika melakukan beraktivitas dan bepergian," ujar Johnny.
Menkominfo mengingatkan disiplin menggunakan masker sangat penting untuk mencegah percikan atau droplet dari hidung dan mulut sendiri maupun orang lain.
Penggunaan masker sangat penting sebagai bentuk proteksi diri dan orang lain dari mikroorganisme seperti virus SARS COV-2 yang tidak terlihat kasat mata.
Untuk perlindungan maksimal, pemerintah tetap menganjurkan masyarakat untuk menggunakan masker ganda. Masker yang berdaya saring tinggi, pas di wajah, dan nyaman bernafas adalah pertimbangan pemakaian masker yang utama.
Baca Juga: Rusia Laporkan Varian Baru Corona yang Jauh Lebih Menular, Varian AY.4.2
Penulis : Ahmad Zuhad Editor : Gading-Persada
Sumber : Antara