Kubu Moeldoko soal Pernyataan Hasto tentang SBY: AHY Tak Perlu Kebakaran Jenggot
Politik | 22 Oktober 2021, 21:46 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Juru bicara Moeldoko, M Rahmad mengatakan kubu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tidak perlu kebakaran jenggot dan menutup mata terhadap penyataan Sekjen PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto.
Sebab, pernyataan Hasto Kristiyanto yang menilai Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) lamban mengambil keputusan saat memerintah benar adanya.
“Kubu AHY tak perlu kebakaran jenggot dan menutup mata terhadap pernyataan Hasto. Yang disampaikan Hasto itu ada benarnya,” kata M Rahmad kepada KOMPAS TV, Jumat (22/10/2021).
“Soal keberanian mengambil risiko atau risk taker, Pak Jokowi memang lebih berani dari Pak SBY.”
Bukan hanya dari sisi keberanian Presiden Jokowi unggul ketimbang SBY, M Rahmad menilai kader PDI Perjuangan itu memang lebih banyak melakukan pembangunan bagi bangsa di kepemimpinan daripada SBY.
Baca Juga: Demokrat: SBY Dulu Tidak Koar-koar Punya Prestasi Ini Itu
“Soal pembangunan infrastruktur yang sustainable, kadar nya di masa Pak Jokowi memang lebih tinggi dari masa Pak SBY,” ujarnya.
“Soal ketegasan dan sportifitas dalam kepemimpinan, Pak Jokowi kelihatan lebih tegas dan lebih sportif dibanding Pak SBY.”
Selain itu, lanjut M Rahmad, di era Pak Jokowi, belum ada catatan proyek mangkrak.
“Ini juga sebuah prestasi sendiri,” ucap M Rahmad.
Bagi Rahmad, secara pribadi SBY memang memiliki segudang prestasi. Seperti menyandang pangkat jenderal, lulusan terbaik Adhi Makayasa, punya kharisma, gagah, brillian saat berpidato, dan lain lain.
“Namun dalam hal kerja tim, Pak Jokowi lebih menonjol dari Pak SBY. Pak Jokowi rajin mendengar dan menerima masukan masukan bawahan, namun di era Pak SBY, itu hal langka,” kata M Rahmad.
“Itu adalah fakta yang tidak bisa dipungkiri.”
Baca Juga: Hasto soal SBY Lamban: yang Saya Sampaikan adalah Fakta
Rahmad menuturkan Partai Demokrat harus menerima dengan lapang dada, termasuk kubu AHY. Tak perlu pula menutup nutupi atau kebakaran jenggot.
“Namun perlu kita ingat bahwa setiap Presiden adalah terbaik dimasanya. Pak SBY adalah terbaik dimasanya. Pak Jokowi adalah terbaik pula dimasanya. Masing masing punya kelebihan yang akan dicatat dalam sejarah bangsa,” ujarnya.
Sebelumnya, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menilai kepemimpinan era SBY setiap keputusan dan kebijakan diputuskan dengan lamban.
Tak hanya itu, Hasto juga kecewa karena SBY melepas Blok Cepu ke tangan asing.
Dalam pernyataannya, Hasto juga menilai SBY dan Jokowi adalah pemimpin yang berbeda. SBY menurut Hasto meraih kekuasaan dengan drama terzolimi.
Sedangkan Jokowi, menjadi pemimpin negeri karena lahir dari kaderisasi.
Pernyataan Hasto kemudian direspons Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra. Menurutnya, kepemimpinan SBY selama dua periode punya prestasi. Namun baginya, prestasi SBY tidak perlu dinyatakan dengan suara yang keras.
“Memang pemerintahan SBY dulu, tidak merasa perlu koar-koar punya prestasi ini itu,” ujar Herzaky.
“Karena masyarakat sendiri yang merasakan langsung.”
Herzaky mencontohkan, satu di antara prestasi yang ditorehkan oleh SBY dalam kepemimpinannya adalah soal penanganan tsunami Aceh.
Baca Juga: Hasto Siapkan Beasiswa Bagi Pembuat Kajian Akademis yang Bandingkan Jokowi dan SBY
Menurutnya, cara SBY menangani tsunami Aceh bukan hanya diapresiasi oleh masyarakat Indonesia, melainkan juga dunia internasional.
“Dianggap sebagai penanganan terbaik untuk bencana, dan dijadikan kajian di berbagai negara sebagai best practices,” kata Herzaky.
Prestasi lainnya, sambung Herzaky, adalah tentang pengangkatan 1,1 juta guru honorer menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).
“Rakyat yang merasakan langsung manfaatnya,” ucapnya.
Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV