Protes Nama Mustafa Kemal Ataturk Dijadikan Jalan, MUI Usulkan Sultan Mahmud II Jadi Pengganti
Berita utama | 18 Oktober 2021, 14:34 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta penggunaan nama Mustafa Kemal Ataturk sebagai nama jalan di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, diganti menjadi Muhammad Al-Fatih atau Sultan Mahmud II.
Alasannya, untuk menghentikan pro dan kontra atas wacana penggunaan nama Mustafa Kemal Ataturk.
Demikian Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Amirsyah Tambunan dalam keterangan Senin (18/10/2021).
“Saya ingin menyampaikan dua hal terkait penamaan jalan di sekitar Menteng, yaitu pertama Mustafa Kemal Attaturk. Wacana ini telah menjadi perbincangan di berbagai media. Perbincangan tentu saja pro kontra,” ujarnya.
“Karena itu daripada lebih banyak menimbulkan pro kontra maka saya mengusulkan supaya nama Kemal Ataturk ini diganti dengan nama lain yang lebih bagus yaitu Muhammad Al-Fatih, yaitu Sultan Mahmud II.”
Alasannya, Amirsyah mengatakan Muhammad Al-Fatih atau Sultan Mahmud II merupakan nama yang sangat legendaris yaitu penakluk konstantinopel.
Baca Juga: Mustafa Kemal Ataturk Bakal Jadi Nama Jalan di Jakarta, PKS dan MUI Protes Keras
“Poin kedua yang kita ketahui Soekarno adalah nama tokoh proklamator RI yang telah berjasa untuk memproklamirkan sekaligus mempertahankan kemerdekaan RI dan nama ini adalah nama yang ditetapkan di Turki,” ujarnya.
Oleh karena itu, Amirsyah menilai dua nama yang menurutnya sejajar adalah Muhammad Al-Fatih, yaitu Sultan Mahmud II. Ketimbang Mustafa Kemal Ataturk, seorang tokoh yang banyak menimbulkan upaya sekularisasi di Turki.
“Sekali lagi Indonesia sebagai negara yang menghargai para jasa pahlawan, karena itu harus mencari nama-nama yang sesuai usulan dan aspirasi yang berkembang oleh masyarakat Indonesia,” kata Amirsyah.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas menyatakan bahwa Ataturk adalah seorang tokoh yang dianggap sudah mengacak-acak ajaran Islam. Bahkan menurutnya banyak perbuatan Ataturk yang bertentangan dengan ajaran Al-Qur'an dan Assunnah.
Baca Juga: Mustafa Kemal Ataturk Bakal Nama Jalan di Jakarta, Ini Penjelasan Wagub DKI
"Kalau pemerintah tetap akan mengabadikan namanya menjadi salah satu nama jalan di Ibu Kota Jakarta, hal itu jelas merupakan sebuah tindakan yang tidak baik dan tidak arif, serta jelas-jelas akan menyakiti dan mengundang keresahan di kalangan umat Islam, yang itu jelas tidak kita harapkan." kata Anwar.
Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV