> >

11 Siswa MTs di Ciamis Tewas Saat Susur Sungai, Kemenag Larang Ekskul Berisiko Tinggi

Peristiwa | 18 Oktober 2021, 07:47 WIB
Petugas tim SAR dari BPBD Ciamis dibantu warga setempat mengevakuasi jenazah korban tenggelam di Sungai Cileuer, Desa Utama, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Jumat (15/10/2021). Sebanyak 11 siswa MTS Harapan Baru tewas tenggelam dan dua orang kritis saat menjalani kegiatan pramuka susur sungai. (Sumber: Kompas.tv/Ant/ Adeng Bustomi.)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kementerian Agama (Kemenag) kini melarang madrasah menggelar kegiatan ekstrakurikuler yang berisiko tinggi. Hal itu menyusul 11 siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) Harapan Baru, Ciamis, Jawa Barat, dilaporkan tewas dalam kegiatan susur sungai di Sungai Cileuer. 

Atas kejadian itu, Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah M Isom Yusqi meminta madrasah tidak gelar kegiatan berisiko tinggi.

"Kita semua tentu berduka dan prihatin. Peristiwa yang menimpa siswa MTs Harapan Baru harus menjadi pelajaran. Madrasah jangan gelar giat ekstrakurikuler yang berisiko tinggi, apalagi jika SOP pengamanannya belum siap," kata Isom melalui keterangan tertulisnya, Minggu (17/10/2021).

"Setiap kegiatan pendidikan harus menjamin aspek kesehatan dan keselamatan siswa," ujarnya.

Isom barharap tragedi ini menjadi yang terakhir.

Dia meminta Kepala Bidang Madrasah Kanwil Kemenag Provinsi se-Indonesia untuk memberi perhatian khusus terhadap aspek kesehatan dan keselamatan siswa dalam kegiatan pendidikan di madrasah.

Baca Juga: Pasca Meninggalnya 11 Siswa Saat Susur Sungai, MTs Harapan Baru Ciamis Gelar Doa Bersama 

Terlebih, lanjut Isom, saat ini masih dalam kondisi pandemi, pembelajaran tatap muka (PTM) bahkan dibatasi maksimal 50 persen dan kegiatan ekstrakurikuler dilarang. 

Isom mengatakan, ketentuan itu sudah jelas diatur dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) ditandatangani 4 Menteri, yaitu Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nadiem Makarim, Menteri Kesehatan Budi Gunadi, Dan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19.

"Mungkin kita perlu sosialisasikan ulang aturan yang sudah ada agar lebih dipahami," katanya. Tentang kejadian Ciamis, ia menyerahkan kepada pihak berwenang apabila ditemukan kelalaian yang mengandung unsur pidana. 

Keterangan Pihak Madrasah

Berdasarkan keterangan pihak madrasah, tambah Isom, kegiatan pramuka merupakan agenda rutin mingguan di MTs Harapan Baru.

Saat itu, selepas salat Jumat, diadakan program kepanduan yang mengambil tema tadabbur alam (menghayati lingkungan hidup), berupa menyusuri bantaran sungai Cileueur, Utama Ciamis, sambil membersihkan sampah. 

Giat tersebut diikuti 145 peserta, 12 guru pembina, dan 25 senior pendamping. Mereka sebelumnya dikumpulkan di halaman madrasah untuk mendapatkan penjelasan teknis kegiatan.

Baca Juga: Cerita Saksi Mata Coba Selamatkan 11 Siswa MTs, Lihat Korban Berputar-putar Terbawa Pusaran Air

Dari pengakuan pihak madrasah, kegiatan itu telah dipersiapkan dua hari sebelumnya. Di lapangan sudah dipasang tanda-tanda dan para peserta telah diberitahu tentang rute yang akan dilalui.

Pada awalnya kegiatan berjalan sesuai rencana. Menurut keterangan pihak sekolah, pada pukul 15.00 WIB, seorang peserta terpeleset masuk ke sungai dan dengan cepat terseret ke tengah. 

Hal ini memicu peserta lain menceburkan diri ke sungai untuk menolong. Namun, belasan siswa turut terseret ke tengah dan tersedot arus bawah yang deras. 

Saat itu guru pembina juga berusaha menolong, namun tidak semua dapat ditarik menepi. 

Nahas, sebanyak 11 siswa tidak tertolong dan ditemukan meninggal.

Baca Juga: Ada Kejadian Aneh Sebelum Tragedi 11 Siswa MTs Harapan Baru Tewas Saat Susur Sungai Ciamis

Penulis : Hedi Basri Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU