> >

Wow, Bunga Bangkai di Kebun Raya Cibodas Mekar Sempurna

Peristiwa | 13 Oktober 2021, 16:30 WIB
Bunga bangkai di Kebun Raya Cibodas mekar sempurna, Rabu (13/10/2021) (Sumber:BRIN.go.id)

JAKARTA, KOMPAS- Bunga bangkai atau dalam bahasa Latin disebut Amorphophallus titanium (Becc.) Becc, mekar penuh di Kebun Raya Cibodas, Cianjur, Jawa Barat, hari ini, Rabu (13/10/2021).

Bunga nomor dengan koleksi 76i itu mekar penuh sejak pada dini hari pukul 00.31 WIB. Inisiasi pembukaan mekar kelopak sudah terlihat sejak pukul 15.00, Selasa (12/10/2021). 

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) http://brin.go.id dalam rilisnya menyampaikan,  hasil pengukuran terakhir tinggi perbungaan mencapai 289 cm, keliling 145,5 cm, garis tengah kelopak (spatha) pada posisi mekar penuh 128 cm.

Pada waktu mekar penuh, perbungaan terlihat indah dengan tongkol atau spadiks berwarna kuning dikelilingi oleh seludang bunga atau spatha yang berwarna merah keunguan.

"Ketika bunga betina masak yang biasanya terjadi di malam hari mengeluarkan bau busuk seperti bangkai dan baunya dapat tercium dari beberapa meter, hal ini mengundang para polinator seperti kumbang dan lalat untuk datang," kata Kepala Kantor Kebun Raya Cibodas Fitri Kurniawati, Rabu (13/10/2021).

Baca Juga: Bunga Bangkai Langka Mekar di Hutan Pontianak

Bunga bangkai sudah sangat terkenal di masyarakat karena memiliki perbungaan yang sangat besar dan merupakan tumbuhan dengan perbungaan terbesar di dunia. Bunga bangkai termasuk keluarga Araceae (talas-talasan) dan merupakan tanaman asli Indonesia, endemik dari Sumatera. 

Tumbuhan ini pertama kali ditemukan oleh Dr. Odoardo Beccari, seorang ahli botani dari Italia pada tahun 1878. Ia menemukan tumbuhan ini di sekitar air terjun Lembah Anai, Sumatera Barat.

Keindahan bunga bangkai yang sedang mekar ini, dapat dilihat oleh pengunjung dari luar pagar untuk melindungi status konservasi tumbuhan tersebut.

Baca Juga: Dapat Petisi, BRIN Jelaskan Pembenahan Infrastruktur Kebun Raya Bogor

Kebun Raya Cibodas BRIN juga memberlakukan Protokol Kesehatan yang ketat agar dapat menjadi tempat yang aman dikunjungi oleh pengunjung untuk menikmati fenomena langka ini.

Penulis : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV/brin


TERBARU