Survei Litbang Kemenag Menyebut Kesalehan Masyarakat Indonesia Cukup Baik, Skornya 83,92
Agama | 12 Oktober 2021, 14:11 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama (Kemenag) menyebut masyarakat Indonesia berada pada tingkat kesalehan yang baik.
Hal itu sesuai hasil survei indeks kesalehan sosial (IKS) masyarakat Indonesia yang dirilis Litbang Kemenag. Hasil surveinya menyimpulkan, kesalehan masyarakat Indonesia tahun 2021 masuk kategori sangat baik, skor nasional 83,92.
Kepala Balitbang-Diklat Kemenag Achmad Gunaryo mengemukakan, IKS tersebut mencoba memotret secara kuantitatif, implementasi ibadah yang ada dalam agama-agama, baik yang bersifat individual dan sosial.
Menurut Gunaryo, sepanjang tahun 2021, masyarakat Indonesia bisa dikatakan kesalehan ritual atau individualnya sudah tinggi. Namun, kesalehan sosialnya masih dapat terus ditingkatkan.
Baca Juga: Kemenag: Libur Maulid Nabi Digeser, Cuti Bersama Hari Raya Natal Ditiadakan
“Hasil survei ini menjadi informasi penting bagi pemerintah dan organisasi keagamaan tentang potret kesalehan sosial masyarakat, serta bagaimana upaya meningkatkannya,” ungkap Gunaryo seperti dilansir dari kemenag.go.id, Selasa (12/10/2021).
Apa itu survei IKS?
Survei IKS mencoba memotret secara kuantitatif, implementasi ibadah yang ada dalam agama-agama, baik yang bersifat individual dan sosial.
Ketua Tim Survei IKS, Abdul Jamil Wahab menambahkan, relasi ibadah yang bersifat ritual atau individual dan sosial bisa dikelompokkan dalam empat kategori, yaitu: ibadah ritual dan sosial sama-sama tinggi, sama-sama rendah, ritualnya rendah dan sosialnya tinggi, atau ritualnya tinggi dan sosialnya rendah.
“Ini coba dibuktikan melalui riset atau survei sehingga diketahui bagaimana realitasnya. Jika ritual tinggi tapi sosial rendah, berarti keberagamaan belum kontributif bagi pembangunan nasional,” ujarnya.
Hasil survei yang dilakukan timnya, kata Jamil, menyimpulkan bahwa IKS nasional tahun 2021 terkategori sangat baik (83,92).
Surveinya juga menunjukkan, masing-masing independent variable (habitus, pengamalan ritual agama, pengetahuan agama, dan program Kementerian Agama), berkolerasi positif dan signifikan terhadap kesalehan sosial.
“Temuan ini sekaligus mengkonfirmasi pentingnya meningkatankan variable-variabel tersebut bagi peningkatan kesalihan sosial masyarakat,” terangnya.
Namun demikian, IKS 2021 yang dilakukannya baru mengukur umat beragama dari enam agama besar: Islam, Katolik, Kristen, Buddha, Hindu, dan Konghucu.
Di berharap ke depan bisa mengukur IKS dari masyarakat beragama lainnya yang ada di Indoensia, termasuk kelompok Penghayat Kepercayaan.
“Selama ini, ada asumsi bahwa mereka memiliki kesalehan sosial tinggi, utamanya pada dimensi kepedulian yang tinggi dalam isu lingkungan dan budi pekerti. Hal ini perlu dibuktikan dalam survei sehingga bisa jadi best practices bagi yang lain,” tandasnya.
Baca Juga: Kemenag Temui Dubes Arab Saudi: Jemaah Indonesia Sudah Rindu Umrah dan Haji
Penulis : Hedi Basri Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV