> >

Ketimbang dengan PDIP, Prabowo dan Gerindra Lebih Baik Berkoalisi dengan Partai Lain

Peristiwa | 11 Oktober 2021, 19:14 WIB
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (Sumber: KOMPAS TV)

JAKARTA,KOMPAS. TV – Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) mewacanakan bakal mengajukan kembali ketua umumnya Prabowo Subianto sebagai calon presiden (capres) pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Namun, Gerindra belum memutuskan akan berkoalisi dengan partai politik mana.

Seperti diketahui, Partai Gerindra tidak mungkin bisa mengajukan capres sendiri. Sebab, perolehan suaranya di Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 tidak memenuhi persyaratan ambang batas untuk mencalonkan presiden (presidential threshold) dalam Pilpres 2024.

Lantas, dengan partai politik mana sebaiknya Gerindra berkoalisi untuk memperbesar peluang terpilihnya Prabowo di Pilpres 2024?

Meskipun banyak pihak menyebut Partai Gerindra cocok berduet dengan PDIP untuk mencalonkan Prabowo Subianto, namun Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya, tak sepakat.

Baca Juga: PPP: Prabowo Bisa Menang Bila Berpasangan dengan Kalangan Religius

Menurutnya, tidak akan mudah bagi PDIP dan Gerindra untuk menemukan titik temu atau kesepakatan soal pencalonan presiden.

“Ego dari dua partai terbesar ini (PDIP dan Gerindra) kalau kita lihat di survei ataupun hasil Pemilu 2019 ini tidak mudah untuk diketemukan,” kata Yunarto kepada KOMPAS.TV, Senin (11/10/2021).

Menurut Yunarto, sulit membayangkan PDIP bersedia mengalah dengan hanya menjadikan kadernya sebagai calon wakil presiden (cawapres) bagi Prabowo. Apalagi, berdasarkan survei, suara PDIP justru terus berada di atas Partai Gerindra.

Di sisi lain, ia juga tidak bisa membayangkan jika Prabowo bersedia mengalah hanya menjadi cawapres bagi capres yang diajukan PDIP.

“Karena sudah dua kali menjadi seorang capres,” kata Yunarto.

Baca Juga: DPP Partai Gerindra Sebut Para Kader Dukung Prabowo Maju di Pilpres 2024

Karena itu, menurutnya, lebih mungkin bagi Partai Gerindra berkoalisi dengan partai politik menengah yang ketua umumnya berambisi menjadi calon wakil presiden.

Dia melihat ada sejumlah nama, yang bisa melengkapi atau menambahkan efek keterpilihan Prabowo. Misalnya, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar.

Atau, lebih menarik lagi jika Prabowo dan Partai Gerindra bisa bekerjasama dengan salah satu dari tiga kepala daerah yang populer yaitu Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil atau Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Meskipun, menurut Yunarto, kemungkinan tersebut juga cukup berat.

“Karena kecenderungan Ganjar dengan Anis ini malah punya potensi akan melampaui elektabilitas Pak Prabowo kalau kita lihat dari survei yang ada,” katanya.

Apakah Prabowo masih memiliki peluang yang kuat sebagai capres? Yunarto menilai pencalonan Prabowo memang merupakan kebutuhan Partai Gerindra.

Baca Juga: Sekjen Gerindra: Insya Allah Pak Prabowo Maju Pilpres 2024

Dengan mewacanakan pencapresan Prabowo, Partai Gerindra berharap dapat mendongkrak perolehan suara di Pemilu Legislatif (Pileg) 2024.

Karena bagaimanapun, partai politik yang memiliki capres, berkemungkinan akan mendapatkan efek ekor jas (tail coat effect) yaitu membesarnya perolehan suara karena kadernya menjadi capres.

Apalagi, Pileg dan Pilpres 2024 bakal berlangsung bersamaan.

Yunarto menyebutkan nama Prabowo memang masih berada di tiga besar hasil survei sejumlah lembaga. Namun kecenderungannya, terus menurun.

Menurut dia, harus diakui banyak pemilih meninggalkan mantan Danjen Kopassus tersebut karena bergabung dengan pemerintahan Joko Widodo.

“Basis massa yang menganggap Prabowo adalah simbol perlawanan terhadap Jokowi tentu saja kecewa dengan masuknya Pak Prabowo,” ungkapnya.

Selain itu, Menteri Pertahanan tersebut juga dinilai kalah panggung dengan para kepala daerah yang potensial maju di 2024.

“Kita tahu ada keterbatasan seorang menteri hanya bisa membuat kebijakan dan mengeluarkan statement politik sesuai dengan sektor yang ia pimpin,” ujarnya.

Sementara para kepala daerah memiliki panggung yang lebih luas untuk membicarakan berbagai hal, terutama terkait penanganan pandemi Covid-19.

Prabowo sebetulnya bisa tampil dan berbicara lebih banyak dalam kapasitasnya sebagai ketua umum Partai Gerindra.

“Tapi itu tidak kita lihat,” tukasnya.

Penulis : Vidi Batlolone Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV


TERBARU