Tommy Sumardi, Terpidana Penyuap Jenderal yang Mengaku Akan Dibunuh Irjen Napoleon Bonaparte
Hukum | 11 Oktober 2021, 12:53 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Terpidana kasus suap Djoko Tjandra, Tommy Sumardi mengaku akan dibunuh oleh Irjen Napoleon Bonaparte.
Dia disebut menerima ancaman dari Jenderal Bintang Dua itu untuk membuat rekaman rekayasa perihal perkara Red Notice Djoko Tjandra.
“Daripada saya (Tommy Sumardi) dibunuh, katanya. Saya ikutin aja mau dia Irjen Napoleon Bonaparte kata kuasa hukum Tommy, Dion Pongkor seperti dikutip dari Tribunnews, Senin (11/10/2021).
Tidak dapat dipungkiri, kata Dion, Irjen Napoleon masih memiliki pengaruh kuat di Rutan Bareskrim. Kendati, status Irjen Napoleon saat ini adalah sebagai tahanan.
Namun bukan hanya Irjen Napoleon Bonaparte yang memiliki pengaruh kuat di internal kepolisian. Tommy Sumardi juga disebut punya kedekatan dengan sejumlah tokoh di Polri.
Baca Juga: Irjen Napoleon Bonaparte Kembali Berulah Ancam Tommy Sumardi, Kabareskrim Polri Bereaksi Keras
Hal tersebut pernah diungkapkan Djoko Tjandra dalam persidangan. Bahwasanya, mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak yang merupakan sahabatnya, mengatakan besannya atau Tommy Sumardi memiliki kedekatan yang luar biasa dengan Polri.
Oleh karena itu, Djoko Tjandra menggunakan Tommy Sumardi untuk mengurus Red Noticenya.
“Nah, juga beliau (Najib Razak) yang menyampaikan 'eh mantu saya di Indonesia itu kepolisian segala macam luar biasa kedekatannya sama ini (TS)',” kata Djoko Tjandra.
“Jadi kepercayaannya dari situ. Oleh karena itu, saya telepon beliau bulan Maret itu, itu praktiknya semua nyambung dari situ,” kata Djoko Tjandra.
Soal kedekatan Tommy Sumardi dengan pejabat Polri bukan hanya disebut Djoko Tjandra di persidangan.
Dalam persidangan masih menyoal Red Notice, Irjen Napoleon menuturkan Tommy Sumardi mengaku direstui Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang ketika itu masih menjabat Kabareskrim.
Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV