Profesor Singapura Sebut Jokowi Jenius, Pengamat: Kita Harus Pakai Akal Sehat
Peristiwa | 9 Oktober 2021, 06:20 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan, publik harus menggunakan akal sehat untuk menyikapi setiap penilaian terhadap kinerja Presiden Jokowi.
Demikian Burhanuddin Muhtadi merespons pernyataan penilaian Profesor Nasional University of Singapore, Kishore Mahbubani yang menyebut Jokowi jenius.
“Kita harus memakai akal sehat, kita harus memakai pikiran yang jernih. Di satu sisi kita harus mengapresiasi apa yang dilakukan Presiden Jokowi terutama dari sisi infrastruktur, itu clear,” kata Burhanuddin Muhtadi kepada Kompas TV, Jumat (8/10/2021).
“Datanya menunjukkan apa yang dilakukan beliau selama 7 tahun terakhir, itu betul-betul luar biasa termasuk ke terkait dengan pandangan atau komitmen terkait dengan kelas menengah bawah dan debirokratisasi.”
Tetapi, kata Burhanuddin, harus juga diingat bahwa terkait demokrasi, antikorupsi, kemudian perlindungan hak asasi manusia itu ada kritik tajam yang dialamatkan kepada Presiden Jokowi.
Baca Juga: Jokowi Disebut Gagal Semua Hal, Burhanuddin: Rocky Gerung Terlalu Mendramatisir
“Indeks demokrasi kita itu turun, terburuk dalam 14 tahun terakhir, CPI kita, corruption perception index kita terburuk dalam 20 tahun terakhir dan itu terjadi pada masa Presiden Jokowi. Datanya clear and clean,” tegas Burhanuddin.
“Jadi di situ kita harus proporsional, publik tidak boleh memuji-muji 100 persen Presiden Jokowi kaya nabi. Tetapi di sisi lain publik juga harus adil kalau misalnya ada hal yang positif, capaian yang positif terkait dengan kinerja Presiden Jokowi kita juga tidak boleh pelit memberikan apresiasi.”
Dalam pendapatnya, Burhanuddin menyebut, Mahbubani jatuh cinta kepada sosok Presiden Jokowi karena developmentalisme. Sehingga memuji Jokowi sebagai jenius.
“Ini yang kira-kira mengapa Mahbubani menyebut Jokowi sebagai sosok yang jenius,” katanya.
Sementara, Mahbubani tidak memberikan kritik terhadap Jokowi untuk perihal demokrasi, penanganan korupsi, hingga hak asasi manusia (HAM).
Baca Juga: Rocky Gerung: Analis Dunia terutama Australia dan AS Nilai Jokowi Gagal dalam Semua Hal
Dia memahami, hal itu dikarenakan Mahbubani yang disebutnya dekat sejumlah elite politik Indonesia tidak menganggap isu-isu tersebut krusial.
“Jadi sedikit sekali yang dia, bahkan nyaris tidak ada perhatian atau kritik Mahbubani terkait dengan isu demokrasi, isu terkait dengan pemberantasan korupsi yang merosot pada masa pemerintahan Pak Jokowi, isu terkait dengan proteksi hak asasi manusia itu nggak ada dalam tulisan Mahbubani,” jelas Burhanuddin.
Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Fadhilah
Sumber : Kompas TV