Pemerintah Siapkan Roadmap New Normal, Airlangga Hartarto: Herd Immunity Jadi Syarat Utama
Peristiwa | 7 Oktober 2021, 12:13 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan pemerintah telah menyiapkan roadmap menuju era normal.
Airlangga yang juga menjabat sebagai Ketua KPC-PEN menyebut tercapainya herd immunity (kekebalan kelompok) menjadi syarat utama agar masyarakat dpat hidup berdampngan dengan Covid-19.
"Syarat utamanya adalah sudah tercapainya herd immunity, intensifikasi vaksinasi hingga 2,5 juta dosis per hari, dan kasus baru kurang dari 5 ribu," kata Airlangga dalam keterangan resminya, yang dikutip Kamis (7/10/2021).
Lebih lanjut dia menuturkan bahwa strategi penanganan Covid-19 Indonesia yang menekankan penanganan di hulu maupun hilir terbukti membuahkan hasil yang baik.
Hal ini tercermin dari nilai Reproduction Number (Rt) sebesar 0,60. Angka ini relatif lebih rendah dibanding Rt global dan negara lain.
“Kalau kita bandingkan dengan negara lain, misalnya Singapura angkanya masih 1,44, Inggris 0,97, dunia 0,92, Amerika 0,9, India 0,86, Filipina 0,85, Malaysia 0,81. Jadi Indonesia adalah salah satu yang terbaik dalam penanganan Covid-19,” ujarnya.
Selain itu, dia berujar, pencegahan melalui PPKM, peningkatan testing dan tracing, dan akselerasi vaksinasi juga mampu menekan laju penularan Covid-19 di Tanah Air.
Per 3 Oktober 2021, Airlangga menyebut, kasus Aktif di Indonesia berhasil turun 94,59% dari puncak kasus di 24 Juli 2021, dan turun sebesar 53,81% dalam dua minggu terakhir ini.
Baca Juga: Kejar Target Herd Immunity Akhir Tahun, Wapres Minta Vaksinasi Digenjot 2,5 Juta per Hari
Dia juga menekankan bahwa isolasi terpusat (Isoter) yang memanfaatkan Rusun, Hotel, Asrama Haji, dan Kapal PELNI merupakan kebijakan yang berbeda dan tidak ditemui di negara lain.
"Isolasi Terpusat adalah di antara isolasi mandiri di rumah dan di rumah sakit. Kita ketahui masyarakat kita tidak semuanya mempunyai rumah yang bisa melakukan isolasi mandiri, sehingga berisiko memunculkan klaster keluarga yang menyebabkan kenaikan kasus,” ungkapnya.
Meski demikian. Menko Prekonomian ini, mengingatkan kepada masyarakat agar tetap waspada, sehingga segala pencapaian yang baik tersebut dapat dipertahankan dalam rangka transisi dari pandemi menuju endemi.
Sementara itu, terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia, dia menuturkan, hal itu berbanding terbalik dengan kasus Covid-19.
Menurut penjelasannya, pada kuartal kedua, di saat kasus Covid-19 di bawah 100 ribu, pertumbuhan ekonomi melonjak ke angka 7,07 persen.
Namun pada saat varian Delta masuk, kasus naik ke sekitar 573 ribu dan pertumbuhan ekonomi diperkirakan menurun di sekitar 3,5 sampai 4 persen.
“Selanjutnya di kuartal keempat ini diharapkan bisa tumbuh sekitar 5 persen, karena kita lihat beberapa indikator sudah jauh membaik dan kasus Covid-19 sudah lebih landai,” pungkasnya.
Baca Juga: Bertambah, Kasus Varian Baru Covid-19 di Jakarta Kini Jadi 1.072
Penulis : Isnaya Helmi Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV