Rusli Habibie, Keponakan BJ Habibie dalam Pusaran Marah Pejabat dan Marah Rakyat
Sosok | 4 Oktober 2021, 17:10 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Nama Gubernur Gorontalo Ruslie Habibie mendadak jadi perbincangan setelah meminta kepada Menteri Sosial Tri Rismaharini untuk tidak lagi mengumbar kemarahan di depan publik. Terlebih yang dimarahi adalah pendamping program keluarga harapan (PKH) yang merupakan anak buahnya.
"Saya tidak memprediksi seorang Ibu Menteri, Sosial lagi, memperlakukan seperti itu. Contoh yang tidak baik,” kata Rusli saat diwawancarai wartawan usai menghadiri acara Survei Indeks Kepuasan Masyarat Terhadap Kinerja Pemerintah bertempat di Hotel Maqna, Jumat (1/10/2021).
Tak lama, Rusli juga mengundang orang yang dimarahi Risma, sebutan bagi Mensos, ke rumah pribadinya.
Dan Fajar Sidik Napu, pendamping PKH yang kena "tembak" Risma itu, sudah memaafafkan politikus PDIP itu seperti permintaan Rusli.
Baca Juga: Sebelum ke Ganjar, Gubernur Gorontalo Rusli Habibie Ternyata Datangi Anies Baswedan
“Pak Fajar, mungkin Menteri Sosial Risma saat itu lagi capek jadi bisa kesal. Saya minta, maafkan ibu dan memaafkan saya juga, ini hanya miskomunikasi antara kita,” kata Rusli, politikus Partai Golkar ini.
Dan kisah pun berakhir damai, karena masing-masing pihak sudah legawa mau saling memaafkan. Risma pun, kata Rusli sudah berkirim pesan WA ke isterinya, Idah Syahidah, anggota DPR dari Fraksi Partai Golkar dan menyatakan minta maaf.
Bagi Ruslie, yang merupakan keponakan dari Presiden ketiga BJ Habibie ini, ternyata dia pun pernah menjadi sasaran kemarahan dari rakyatnya sendiri. Betapa tidak menyenangkan, menghadapi warga yang marah-marah. Namun, katanya, menjadi pejabat sudah pasti harus tahan banting.
"Jadi Pemimpin harus tahan banting dikritisi, dicaci dan dimaki. Awalnya saya emosi. Listrik mati, saya dicaci maki, tapi ketika listrik nyala tidak ada yang mengucapkan terima kasih. Padahal listrik urusan PLN dan bukan urusan gubernur," kata Rusli, dalam sebuah perbincangan di Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Pemerintahan Abdi Negara (STIPAN) Jakarta, Jumat 30 April 2021 lalu.
Rusli menceritakan suka dan duka menjadi seorang gubernur yang telah ia jalani dalam masa periode ke dua ini.
Meski banyak caci dan makian yang ia terima sebagai pejabat publik, namun Gubernur yang dilantik tahun 2017 ini juga merasakan kepuasan ketika masyarakatnya bisa hidup lebih baik.
"Saya merasa sangat puas melihat petani jagung, petani kopra bisa sejahtera karena beberapa diantaranya hasil dari terobosan saya dan kini mereka menikmati," kenangnya.
Lelali kelahiran Gorontalo Utara, 6 Juni 1963 ini, pernah mengalami tak enaknya cacian dan makin dari warga. Dia pun berharap tidak ada lagi pejabat yang marah-marah.
Baca Juga: Gubernur Gorontalo dan Mensos Risma Sudah Saling Memaafkan
"Pangkat, jabatan harus kita jaga. Tidak ada artinya pangkat ini semua kita tinggalkan. Kalaupun toh dia salah ya dikoreksi," ujarnya.
Namun kini semua sudah selesai. "Sebagai gubernur, saya juga minta maaf karena kalimat saya kurang berkenan kepada Ibu Menteri, mohon dimaafkan," ungkapnya.
Penulis : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV