> >

Teluk Jakarta Tercemar Paracetamol, Tim Peneliti Ungkap Tiga Kemungkinan Penyebabnya

Peristiwa | 2 Oktober 2021, 20:29 WIB
Penelitian menemukan pencemaran Teluk Jakarta akibat paracetamol dalam jumlah besar. (Sumber: Kompas TV/Ant)

“Dengan jumlah penduduk yang tinggi di kawasan Jabodetabek dan jenis obat yang dijual bebas tanpa resep dokter, memiliki potensi sebagai sumber kontaminan di perairan,” jelas Zainal.

Selain itu, teori kedua dan ketiga berkaitan dengan pembuangan limbah dari rumah sakit serta industri farmasi. Hal ini makin diperparah buruknya sarana pengolahan limbah.

“Sedangkan sumber potensi dari rumah sakit dan industri farmasi dapat diakibatkan sistem pengelolaan air limbah yang tidak berfungsi optimal, sehingga sisa pemakaian obat atau limbah pembuatan obat masuk ke sungai dan akhirnya ke perairan pantai,” ungkap Zainal.

Baca Juga: Ini Pertimbangan Pemerintah Ajukan Banding Terkait Vonis Bersalah Gugatan Polusi Udara Jakarta

Tim peneliti mengatakan khawatir dengan konsentrasi Paracetamol yang tinggi di teluk Jakarta. Pencemaran teluk Jakarta ini dapat berdampak panjang terhadap organisme laut di Teluk Jakarta. 

“Memang riset kami baru pada tahap awal. Namun jika konsentrasinya selalu tinggi dalam jangka panjang, hal ini menjadi kekhawatiran kita karena memiliki potensi yang buruk bagi hewan-hewan laut,” ujar Wulan Koaguow, anggota tim peneliti lainnya. 

Menurut Wulan, hasil penelitian di laboratorium menemukan bahwa paparan paracetamol dengan konsentrasi 40 ng/L dapat menyebabkan atresia dan reaksi pembengkakan pada kerang. 

Sebab itu, pencemaran itu akan mengganggu hidup dan mata pencaharian para nelayan dan pembudidaya kerang.

“Penelitian lanjutan masih perlu dilakukan terkait potensi bahaya paracetamol atau produk farmasi lainnya pada biota-biota laut,” tambah Wulan.

Tim peneliti pun meminta industri dan masyarakat untuk bertanggung jawab bersama-sama menjaga kesehatan lingkungan, termasuk laut Teluk Jakarta.

“Pemerintah perlu melakukan penguatan regulasi tatakelola pengelolaan air limbah baik untuk rumah tangga, komplek apartemen, dan industri. Sedangkan dalam pemakaian produk farmasi (obat, stimulan), publik perlu lebih bertanggung jawab, misalnya tidak membuang sisa obat sembarangan. Ini yang nampaknya belum ada, perlu ada petunjuk pembuangan sisa-sisa obat,” tegas Zainal.

Baca Juga: Erick Thohir: Kita akan Bangun Pabrik Paracetamol yang Selama Ini Impor

Penulis : Ahmad Zuhad Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU