Ini Dampak Pencemaran Kandungan Parascetamol bagi Manusia dan Ekosistem di Teluk Jakarta
Sosial | 2 Oktober 2021, 19:08 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Sebuah studi Oceanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menemukan kandungan paracetamol di Teluk Jakarta.
Kepala Pusat Penelitian Oseanografi LIPI Zainal Arifin menjelaskan saat ini kandungan paracetamol di Teluk Jakarta konsentrasinya hanya nanogram per liter, masih jauh di bawah taraf bisa membahayakan manusia.
Namun kandungan paracetamol tersebut sudah mengancam keberlangsungan hidup ekosistem dan lingkungan di kawasan Teluk Jakarta.
Menurut Zainal jika kandungan paracetamol beracun ini semakin tinggi maka manusia juga akan terdampak keracunan yang dapat mengakibatkan kematian.
Baca Juga: Temuan Kontaminasi Paracetamol di Air Teluk Jakarta, Warga Akui Air Lebih Berbau dan Keruh
Zainal menambahkan konsep dasar sebuah obat adalah racun yang masuk ke tubuh sesuai dengan dosis untuk menyembuhkan penyakit tertentu.
Jika berlebihan obat tersebut dapat membahayakan dan mengancam nyawa yang meminumnya. Makanya dokter selalu memberikan takaran atau dosis obat yang diberikan kepada pasien.
Hal ini juga sama seperti pencemaran yang terjadi di Teluk Jakarta. Jika kandungan paracetamol semakin tinggi, maka akan mengganggu keberlangsungan hidup ekosistem dan lingkungan serta manusia.
"Konsentrasi sangat ini (kecil) tapi memberi dampak bukan ke manusia saja, tapi ke hewan yang ada di sana. Melindungi hak hewan yang (memiliki manfaat) penting bagi kelangsungan hidup kita juga," ujar Zainal saat dihubungi melalui telepon, dikutip dari Kompas.com, Sabtu (1/10/2021).
Baca Juga: Teluk Jakarta Tercemar Paracetamol, Populasi Ikan dan Tambak Kerang Terancam!
Lebih lanjut Zainal menjelaskan penelitian tentang kandungan paracetamol di Teluk Jakarta ini diharapkan bisa membuka mata Pemprov DKI untuk memerhatikan sistem pengelolaan air limbah.
Baik pengelolaan air limbah industri maupun pengelolaan air limbah rumah tangga dan pemukiman padat penduduk.
"Kalau pengolahan air limbahnya buruk yang pertama akan diserang adalah biota-biota di sungai," ujar Zainal.
Adapun temuan penelitian Oseanografi LIPI ini telah dipublikasikan pada 14 Juli 2021 melalui laman resmi LIPI dengan judul High concentrations of paracetamol in effluent dominated waters of Jakarta Bay, Indonesia.
Baca Juga: Tak Hanya Terancam Tenggelam, Teluk Jakarta Juga Terkontaminasi Parasetamol
Dalam Buletin Polusi Laut disebutkan kandungan konsentrasi tinggi paracetamol terdeteksi di Angke dengan kadar 610 nanogram per liter dan Ancol 420 nanogram per liter.
Disebut temuan zat paracetamol di laut merupakan temuan pertama kali di laut Indonesia yang dihasilkan dalam studi Buletin Polusi Laut.
Lakukan penelusuran
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta berjanji akan menindaklanjuti temuan kandungan paracetamol di teluk Jakarta yang dilakukan LIPI.
Humas DLH DKI Yogi Ikhwan menyatakan DLH DKI Jakarta juga akan membuat kebijakan-kebijakan untuk mengatasi pencemaran tersebut.
Yogi menjelaskan selama ini DLH DKI juga melakukan pemantauan kualitas air laut di Teluk Jakarta. Namun pengecekan hanya bersifat umum tidak spesifik melakukan penelitian terhadap kadungan obat-obatan seperti paracetamol.
Baca Juga: Pemprov DKI Jakarta Akan Telusuri Sumber Pencemaran Teluk Jakarta
Pengecekan secara umum untuk memantau kualitas air laut semisal kadar Biochemical Oxygen Demand (BOD), kadar logam berat.
Lebih jauh, Yogi menuturkan DLH DKI Jakarta mengapresiasi LIPI yang turut membantu meneliti kualitas air laut di Teluk Jakarta
"Iya, (itu pencemaran-red) karena bukan pada tempatnya. Paracetamol kok ada di laut, apapun yang tidak pada tempatnya, apapun yang melebihi kadarnya di suatu tempat, tergolong pencemaran," ujarnya.
Penulis : Johannes Mangihot Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV