> >

Cegah Varian Covid-19 Baru Masuk Indonesia, Ini Upaya Antisipasi yang Dilakukan Pemerintah

Update corona | 30 September 2021, 01:00 WIB
Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan RI dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid mengatakan pemerintah Indonesia terus meningkatkan kapasitas untuk memantau varian-varian baru virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19. (Sumber: Direktorat Jenderal P2P Kementerian Kesehatan)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan RI dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid mengatakan pemerintah Indonesia terus meningkatkan kapasitas untuk memantau varian-varian baru virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.

Salah satu upaya yang dilakukan yaitu dengan memperkuat pintu-pintu masuk negara.

"Upaya terus dilakukan untuk mengenali dan memantau varian-varian baru yang terus kita lakukan walaupun kita tahu ada risiko varian tersebut akan masuk ke negara kita, kita tetap perkuat pintu-pintu masuk negara kita," kata Nadia dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (22/9/2021).

Selain itu, pihaknya juga terus meningkatkan tes genom sekuensing.  Sampai saat ini, total 6.734 sekuensing atau pengurutan genom virus telah dilakukan dan telah dimasukkan ke dalam basis data global sebagai upaya berbagi data persebaran varian-varian di tingkat global.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 2.945 merupakan sekuensing varian Delta. Oleh karena itu, di bulan-bulan terakhir varian tersebut banyak ditemukan di seluruh provinsi di Indonesia.

Selain varian Delta, pemerintah Indonesia juga mengidentifikasi varian Alpha, Beta dan varian lokal B.1466.2 di Indonesia.

Baca Juga: Kabar Baik, Jubir Kemenkes Sebut Penurunan Kasus dan Kematian Covid-19 Menampakkan Tren Positif

"Sampai saat ini kami sampaikan varian-varian lain seperti varian Lambda, Mu, Gamma, maupun varian lainnya belum ditemukan di negara kita," tutur Nadia.

Indonesia terus berupaya melakukan sekuensing sebanyak mungkin terutama jika muncul klaster-klaster kasus ataupun kasus-kasus individual yang tidak lazim serta kasus-kasus positif yang berasal dari luar negeri.

"Kita juga akan berkonsultasi dengan Badan Kesehatan Dunia untuk terus memperbarui informasi terkait varian-varian baru yang berpotensi dan menyebar di Indonesia," ujarnya.

Sebelumnya, penurunan kasus Covid-19 dan angka kematiannya terus menunjukan tren positif. 

Siti Nadia Tarmizi menjelaskan secara nasional terdapat penurunan 26 persen kasus Covid-19 mingguan dan 37 persen penurunan angka kematian dibandingkan minggu lalu.

Namun di tengah tren positif ini masih ada provinsi yang masih mencatatkan insiden atau angka kematian yang tinggi, yakni provinsi Kalimantan Utara dan provinsi Bangka Belitung.

Lebih lanjut Siti menjelaskan selain penurunan kasus dan angka kematian, tren positif juga terjadi pada testing rate nasional, positivity rate dan bed occupancy rate (BOR) di rumah sakit.

Untuk testing rate nasional terus meningkat menjadi 4,44 orang per 1000 penududuk per minggu. Angka ini di atas standar WHO yakni 1 orang per 1000 penduduk per minggu.

"Seluruh provinsi telah mencapai standar minimial. Ada beberapa provinsi yang testing rate-nya cukup tinggi yaitu DIY, Kepulauan Riau, Kalimantan Timur dan DKI Jakarta," ujar Siti saat jumpa pers melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (29/9/2021).

Sedangkan positivity rate terus menurun dan saat ini sudah mencapai angka 1,4 persen jauh dari angka 5 persen yang ditentukan WHO.

Baca Juga: Jubir: Vaksin Covid-19 Lengkap di Indonesia Capai 50 Juta, Hampir 10 Putaran Vaksin Warga Singapura

"Kita mencatat ada 2 provinsi yang menjadi kewasapadan yaitu Kalimantan Utara dan Sulawesi Tengah yang (positivity rate) terus masih bergerak di angka 3 hingga 7 persen," ujarnya.

Penulis : Nurul Fitriana Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU