> >

Hasil Riset ICR: Banyak Perempuan Indonesia Permisif terhadap Korupsi

Sosial | 28 September 2021, 17:24 WIB
Ilustrasi Indonesia Corruption Research (ICR) merilis hasil riset tentang Indeks Persepsi Perempuan terhadap Kasus Korupsi di Indonesia. (Sumber: shutterstock via Kompas.com)

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV- Kepedulian kaum perempuan Indonesia terhadap kasus korupsi dinilai masih rendah. Hal tersebut terungkap dari hasil riset tentang Indeks Persepsi Perempuan terhadap Kasus Korupsi di Indonesia oleh Indonesia Corruption Research (ICR).

Koordinator riset ICR dari Telkom University Bandung Catur Nugroho mengatakan hasil survei dengan indikator perempuan di Indonesia memiliki persepsi yang baik terkait pemberantasan korupsi memiliki skor 59.

“Indeks ini menggambarkan masih belum cukupnya kepedulian kaum perempuan terhadap kasus korupsi yang marak terjadi hingga saat ini,” ujarnya dalam jumpa pers di Yogyakarta, Selasa (28/9/2021).

Menurut Catur, meskipun perempuan di Indonesia memiliki perhatian yang cukup terhadap upaya pendidikan dan gerakan anti-korupsi, namun upaya yang dilakukan pemerintah dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) masih belum membangun kesadaran kaum perempuan terkait bahaya tindakan dan perilaku koruptif dalam kehidupan sosial.

Survei yang dilakukan tim kolaborasi akademisi Fakultas Ilmu Komunikasi dan Multimedia Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) bekerja sama dengan Fakultas Komunikasi dan Bisnis Telkom University Bandung ini menyasar perempuan di 34 provinsi.

Riset ini mengambil sampel penelitian dengan teknik campuran purposive dan cluster sampling. Jumlah responden sebanyak 1.171 perempuan.

Metode survei dilakukan dengan membagikan kuesioner secara daring sehingga didapatkan data dari perempuan di 34 provinsi secara proporsional sesuai jumlah penduduk perempuan masing-masing provinsi.

Baca Juga: Merasa Difitnah Korupsi Dana Reses, Viani Limardi Akan Tuntut PSI Rp 1 Triliun

Sejumlah temuan lain dari riset ini antara lain data responden yang menerima gratifikasi dan tidak melaporkannya sebanyak 5,6 persen, sementara 2,7 persen responden pernah menerima suap, dan 4,9 persen responden pernah melakukan pungutan liar.

Ketika mereka menjawab pertanyaan seputar keluarga yang melakukan korupsi, empat persen responden menyatakan ada keluarga mereka yang korupsi.

“Temuan ini memberikan gambaran bahwa masih cukup banyak perempuan di Indonesia yang melakukan tindakan dan perilaku koruptif di lingkungan kerja dan masyarakat,” kata Catur.

Koordinator ICR Astri Wulandari mengungkapkan riset ini juga berusaha untuk mengetahui bagaimana peran perempuan dalam gerakan dan pendidikan anti korupsi, terutama di lingkungan sekitar, mulai dari keluarga, lingkungan kerja, sampai lingkungan masyarakat yang lebih luas.

Riset menyasar perempuan dari 34 provinsi di Indonesia dengan alasan peran dan kontribusi kaum perempuan yang terlihat dari banyaknya waktu yang dicurahkan untuk setiap kegiatan yang dilakukan baik pada kegiatan produktif, reproduktif, maupun kegiatan sosial.

Baca Juga: Erick Thohir Curiga Ada Korupsi di Balik Utang Krakatau Steel Sebesar Rp31 Triliun

“Semakin banyaknya perempuan yang terlibat di sektor publik, terutama di bidang ekonomi dan politik diharapkan membawa kemajuan bagi partisipasi dan peran perempuan itu sendiri,” tuturnya.

Penulis : Switzy Sabandar Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV


TERBARU