Letjen Dudung Sebut Mantan Pangkostrad Ambil Patung Soeharto-AH Nasution karena Takut Dosa
Peristiwa | 28 September 2021, 10:40 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Letjen Dudung Abdurachman menegaskan bahwa hilangnya patung tokoh nasional G30S/PKI di Markas Kostrad tidak ada kaitannya dengan penyusupan paham komunisme di tubuh TNI.
Dia menekankan bahwa patung diorama yang dibuat pada masa Panglima Kostrad Letjen TNI AY Nasution (2011-2012) ini diambil kembali oleh penggagasnya.
Adapun patung yang dimaksud yakni Jenderal TNI AH Nasution (Menko KSAB), Mayjen TNI Soeharto (Panglima Kostrad), dan Kolonel Inf Sarwo Edhie Wibowo (Komandan RPKAD).
"Kini patung tersebut, diambil oleh penggagasnya, Letjen TNI (Purn) AY Nasution yang meminta izin kepada saya selaku Panglima Kostrad saat ini," kata Dudung dalam keterangan resminya, yang dikutip, Selasa (28/9/2021).
Dudung berujar, adapun alasan AY Nasution kembali mengambil patung tersebut lantaran menurut keyakinan agama yang bersangkutan, adalah dosa membuat patung.
"Saya hargai alasan pribadi Letjen TNI (Purn) AY Nasution, yang merasa berdosa membuat patung-patung tersebut menurut keyakinan agamanya," ujarnya.
Sebab itu, Dudung mengaku tidak dapat menolak permintaan dari yang bersangkutan tersebut.
Baca Juga: Gatot Sebut TNI Disusupi PKI, Dudung: Itu Tudingan Keji
Lebih lanjut dia juga membantah jika penarikan tiga patung itu kemudian disimpulkan bahwa TNI melupakan peristiwa sejarah pemberontakan G30S/PKI tahun 1965.
"itu sama sekali tidak benar. Saya dan Letjen TNI (Purn) AY Nasution mempunyai komitmen yang sama tidak akan melupakan peristiwa terbunuhnya para jenderal senior TNI AD dan perwira pertama Kapten Piere Tendean dalam peristiwa itu," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo dalam webinar, Minggu (26/9/2021) menyatakan bahwa terdapat upaya penyusupan paham komunis di militer Indonesia.
Penulis : Isnaya Helmi Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV