Warganet Tawarkan Jasa Ojek Hingga Desain Gratis Dukung 56 Pegawai KPK, Presiden Tawarkan Apa?
Peristiwa | 27 September 2021, 16:06 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Dukungan terhadap 56 pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi korban tes wawasan kebangsaan (TWK) terus bergaung, antara lain di media sosial.
Salahsatu bentuk simpati warga, misalnya, dengan menawarkan jasa mereka secara cuma-cuma kepada 56 pegawai yang mereka anggap sebagai pejuang pemberantasan korupsi.
Dukungan misalnya datang dari pemilik akun twitter @andikamalreza yang memiliki sekitar 31 ribu pengikut.
Dalam cuitannya @andikamalreza menulis “Mohon Izin. Kepada seluruh 57 pegawai KPK yg akan resmi dipecat per 30 Sept ini, saya menawarkan jasa desain dan edit foto GRATIS sebisa dan semaksimal saya. Siapa tahu dibutuhkan untuk keperluan buka usaha. Bisa kontak saya by DM ya”
Tanggal “30 Sept (September)” yang dimaksud @andikamalreza adalah hari terakhir bakti ke 56 pegawai di lembaga antirasuah tersebut. Ketua KPK Firly Bahuri telah mengumumkan pemberhentian mereka sehingga pada 1 Oktober 2021, ke 56 orang tersebut bukan lagi pegawai KPK.
Saat dikonfirmasi mengenai cuitannya, Andi Kamal Reza sang pemilik akun membenarkan cuitannya tersebut.
“Sebenarnya itu merupakan tindakan kreatif dari akumulasi kekecewaaan dan kemarahan atas ketidakmampuan pemerintah untuk menangani masalah ini” kata Andi Kamal Reza, yang dihubungi, Senin (27/9/2021).
Baca Juga: Jokowi Seolah Tak Mau Tahu Nasib Pegawai KPK Korban TWK, BEM SI: Ini Urusan Negara, Soal Rakyat
Karena tidak mempunyai wewenang membuat keputusan agar 56 pegawai bisa tetap bekerja di KPK, maka Andi Kamal Reza, memutuskan memberikan dukungan dalam bentuk lain. Yaitu, menawarkan secara cuma-cuma jasanya sesuai dengan kemampuannya sebagai seorang desainer dan editor foto.
“Selama saya masih bernafas, saya akan bantu sebisanya,” tuturnya.
Sikap tersebut, kata Andi sekaligus untuk menegaskan posisi keberpihakannya kepada para pegawai KPK yang bakal diberhentikan. Dia merasa para pegawai KPK korban TWK telah diperlakukan tidak adil.
Padahal, kata Andi, sejumlah lembaga telah menyoroti ketidakadilan tersebut. Seperti diketahui Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) dalam kajiannya menyatakan ada 11 pelanggaran HAM dalam proses TWK untuk peralihan pegawai KPK menjadi ASN. Selain itu Ombudsman RI, juga menyebutkan ada pelanggaran maladministrasi dalam kebijakan tersebut.
Andi Kamal Reza menyatakan banyak respon positif atas cuitannya soal dukungan terhadap 56 pegawai KPK.
Banyak yang mengirimnya pesan pribadi, menawarkan jasa gratis kepada para pegawai korban TWK. Bahkan banyak dukungan juga datang dari pegawai negeri sipil yang karena kekhawatiran, tidak mau mempublikasikan dukungannya, melainkan hanya lewat pesan pribadi.
“Dukungannya banyak banget ada jasa konsultasi rumah, penjual makanan, menawarkan jasa-jasa,” paparnya.
Baca Juga: Anggota Komisi III DPR: Pegawai KPK Korban TWK Semestinya Diberi Kesempatan
Jelang 30 September 2021, Andi pesimistis pemerintah akan melakukan sesuatu terkait nasib pegawai KPK korban TWK.
“Untuk otoritas tertinggi, sudah tidak ada harapan buat saya. Tidak ada gerak-gerik sampai 30 September, sepertinya sudah lepas tangan,” katanya.
Harapan Andi justru digantungkan kepada 56 pegawai korban TWK.
“Jangan pernah hilang semangat. Rezim boleh berganti, pemerintah berganti, tapi apa yang tekan selama di KPK, jangan sampai sirna,” tuturnya.
Dukungan Driver Ojol
Dukungan terhadap 56 pegawai KPK korban TWK, juga disampaikan seorang pengemudi ojek online lewat akun @Tama28nda.
Dalam cuitannya, @Tama28nda menulis “Saya hanya ojol. Yg bs sy lakukan utk2 orang2 hebat di KPK 57 pegawai yg akan dipecat per 30september. Jk kalian semua butuh transportasi jk ada di bd.lampung or sebaliknya saat saya ngojol di ibukota. Sy GRATIS kan semua utk kalian orang2 hebat di KPK!!”
Kepada KOMPAS TV saat dikonfirmasi, M Tama sebagai pemilik akun menyatakan cuitan tersebut merupakan bentuk dukungannya kepada para pegawai KPK korban TWK.
“Saya ingin membantu dengan apa yang saya punya. Dari fisik dan apa yang saya kerjakan selama ini,” katanya.
DIa menyatakan sangat menghormati apa yang telah dilakukan para pegawai KPK yang bakal diberhentikan tersebut. Menurutnya para pegawai KPK tersebut, telah bekerja dengan sebaik-baiknya dan berprestasi dengan sangat baik, namun diperlakukan tidak adil.
“Saya pengen support kalian (pegawai KPK korban TWK) dengan cara saya. Saya ingin gratiskan kalian, baik di Lampung maupun di Jakarta,”tuturnya.
Memang menurut Tama, dia beraktivitas di Lampung. Namun jika pegawai KPK beraktivitas di Jakarta, dia bersedia meminta teman-temannya sesama pengemudi ojek online di ibukota untuk mengantar para pegawai KPK, tanpa bayaran.
“Silakan hubungi saya,” tutur Tama.
Dukungan tersebut, kata Tama, bukan mengatasnamakan perusahaan ojek online ataupun komunitas ojek online. Dukungan tersebut merupakan inisiatifnya pribadi, karena ingin memberikan sesuatu untuk perjuangan melawan korupsi.
“Ini kampanye pribadi, dari kami orang-orang bawah, yang dianggap sebelah mata,” paparnya.
Dia sedih melihat para 56 pegawai KPK yang sudah berjuang untuk pemberantasan korupsi justru diberhentikan lewat TWK abal-abal.
“Saya pernah diperlihatkan video Novel (Novel Baswedan) melihat HP. Jarak layar dan matanya hanya satu centimeter. Bayangkan orang sudah berjuang seperti itu, malah diberhentikan begitu saja,” paparnya.
Seperti diketahui Novel Baswedan mengalami kerusakan mata, karena diserang dengan air keras saat hendak menunaikan Sholat Subuh di Masjid dekat rumahnya di Kawasan Kelapada Gading, pada 11 April 2017.
Baca Juga: Penetapan Azis sebagai Tersangka Dinilai Bagian Strategi KPK Redam Isu Pemecatan Pegawai Korban TWK
Sebelumnya, Mantan Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Febri Diansyah mempertanyakan sikap diam Presiden Joko Widodo pasca diberhentikannya 56 pegawai korban tes wawasan kebangsaan (TWK).
Hanya tinggal dalam hitungan hari, para pegawai korban TWK, tersebut bakal resmi keluar dari lembaga tersebut.
“Apa iya dengan implementasi TWK yang bermasalah terjadi di KPK, presiden akan diam saja?” ujar Febri Diansyah yang ditemui di “Kantor” Darurat Pemberantasan Korupsi yang dipasang di depan Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan beberapa waktu lalu.
DIa berharap Presiden Jokowi tetap mendengar dan memerhatikan suara pegawai korban TWK. Sebab para pegawai tersebut, telah disingkirkan dari KPK dalam proses TWK yang penuh masalah.
Dia menyatakan masyarakat menunggu sikap presiden.
“Apakah presiden masih bicara 'itu bukan urusan saya’ atau mau benar-benar jadi presiden yang diharapkan masyarakat memperkuat pemberantasan korupsi?” tanya Febri.
Dia mengatakan beberapa hari ke depan, sebelum 30 September 2021, bakal menjadi ujian sikap pemimpin untuk menunjukan komitmen pemberantasan korupsi.
Penulis : Vidi Batlolone Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV