Sejarawan: Kerajaan Angling Dharma Tidak Ada dalam Sejarah
Sosial | 24 September 2021, 13:42 WIBSeperti diberitakan sebelumnya, masyarakat dihebohkan dengan kemunculan sebuah kelompok yang disebut Kerajaan Angling Dharma yang berdiri di Desa Pandat, Kecamatan Mandalawangi, Pandeglang, Banten.
Diketahui, kelompok tersebut dipimpin oleh Baginda Sultan Iskandar Jamaludin Firdaus.
Sebelum masuk ke dalam Kerajaan Angling Dharma, terdapat gapura yang bertuliskan 'Indonesia Aman Tentram Gemah Ripah Loh Jenawi' serta tulisan berbahasa Arab.
Kendati begitu, Juru Bicara Angling Dharma, Ki Jamil Badranaya menegaskan Angling Dharma bukan sebuah kerajaan, dan pimpinan Baginda Sultan Iskandar Jamaludin Firdaus juga bukan seorang raja.
Angling Dharma merupakan rumah tinggal yang ditempati Jamaludin Firdaus beserta keluarga dan santri.
Gelar Baginda Sultan Iskandar untuk Jamaludin Firdaus juga hanya sebatas sebutan bagi pemimpin di komunitas Angling Dharma.
“Saya klarifikasi yang ramai keberadaan Kerajaan Angling Dharma di Pandeglang. Sebetulnya itu tidak ada. Beliau tidak mendirikan kerajaan atau ada kerajaan di sana. Beliau bekerja di bidang sosial," ujar Jamil di Mandalawangi, Rabu (22/9/2021).
Jamil menambahkan, Jamaludin membangun rumah tersebut pada tahun 2002.
Bangunan sengaja dibuat berbeda dengan rumah lainnya di Desa Pandat karena Jamaludin memiliki gaya yang nyentrik.
Begitu juga dengan nama-nama di setiap bangunan yang hanya sebatas pernak-pernik, tanpa ada sangkut paut dengan sebuah kerajaan.
Baca Juga: Soal Kerajaan Angling Dharma, Ini Kata Bupati Pandeglang
Salah satu nama yang tertulis di sebuah bangunan yakni Singgasana Raja.
Bangunan panggung itu diisi dengan kursi dengan kanan dan kirinya terdapat payung susun bertingkat tiga berwarna emas.
Dalam kebudayaan Jawa payung bertingkat tiga disebut sebagai songsong. Seorang raja memiliki tiga jenis Songsong yakni Songsong Gilap Gubeng, Songsong Bawat, dan Songsong Agung yang ditandai dengan susunan payung berjumlah tiga.
“Itu pernak-pernik saja, kata beliau itu ada filosofinya, jadi bukan dikaitkan dengan kerajaan atau sebagainya, memang beliau selalu nyentrik, seperti berpakaian, saya juga kadang tidak memahami kenyentrikan beliau," ujar Jamil.
Penulis : Hedi Basri Editor : Fadhilah
Sumber : Kompas TV